REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Jalur kereta api Daerah Operasi (Daop) II PT KAI melintasi Kabupaten Purwakarta, Sukabumi, Bandung, Garut, Tasikmalaya, Ciamis dan Banjar.
Di sepanjang wilayah Daop II ada sekitar 30 titik rawan gangguan alam. Dalam rangka menyambut arus mudik Lebaran, PT KAI mengerahkan personel untuk memantau rel kereta.
Humas PT KAI Daop II, Franoto Wibowo mengatakan, ada beberapa titik rawan gangguan alam di jalur kereta api Daop II.
Untuk mengantisipasi terjadinya sesuatu akibat gangguan alam di jalur kereta, PT KAI mengerahkan petugas pemantau prasarana atau pemantau rel kereta.
"Kurang lebih ada sekitar 30 titik rawan," kata Franoto kepada Republika.co.id, Senin (27/6).
Dalam rangka pengamanan arus mudik Lebaran, Franoto menerangkan, ada 172 personel yang dikerahkan khusus memantau rel kereta di titik rawan gangguan alam.
Selain itu, disiapkan juga alat material yang bersiaga. Kemudian, di beberapa titik di wilayah Daop II disiapkan alat berat. Petugas pemeriksa jalan rel reguler, dikatakan Franoto, juga ada personel tambahan untuk memeriksa rel secara rutin. Personel tambahan tersebut ditugaskan di setiap stasiun. Jadi, mereka mengecek rel kereta api antar stasiun.
Saat arus mudik berlangsung, pemeriksaan rel secara rutin juga ditingkatkan intensistasnya. Saat hari-hari biasa ada dua orang personel, saat arus mudik bisa jadi empat personel. Menurutnya, saat arus mudik minimal ada empat kali pemeriksaan rel dalam waktu 24 jam.
"Dari dua kali pemeriksaan bisa menjadi empat kali pemeriksaan," ujar Franoto.
Petugas yang melakukan pemeriksaan rel kereta berjalan kaki. Hal tersebut dilakukan agar tidak ada yang terlewat saat pemeriksaan. Di Daop II juga disiapkan 40 gardu pemantau rel kereta api.
Menurut Franoto, rel kereta api di wilayah Daop II hampir semuanya sudah menggunakan rel tipe 54. Rel tipe 54 berukuran besar. Selain itu, bantalan rel juga sudah beton semua.
"Jadi menjelang angkutan lebaran sudah kami pastikan menggunakan rel yang bagus," jelasnya.