Ramadhan di Pakistan Terasa Lebih Religius

Rep: Puti Almas/ Red: Teguh Firmansyah

Senin 27 Jun 2016 15:49 WIB

 Sejumlah relawan menyiapkan hidangan untuk berbuka puasa saat bulan suci Ramadhan, di luar sebuah masjid di Karachi, Pakistan, Senin (30/6). (AP/ Fareed Khan) Sejumlah relawan menyiapkan hidangan untuk berbuka puasa saat bulan suci Ramadhan, di luar sebuah masjid di Karachi, Pakistan, Senin (30/6). (AP/ Fareed Khan)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Atase perdagangan Pakistan untuk Indonesia, Muhammad Usman berbagi cerita mengenai pengalaman puasa yang ia miliki selama ini. Menurutnya, selama berada di Tanah Air, suasana Ramadhan dirasakan hampir sama dengan di negara asalnya.

Namun, ada sedikit perbedaan yang terlihat, khususnya dalam waktu menjelang berbuka puasa. Menurut Usman, suasana religius begitu terasa beberapa waktu sebelum buka puasa tiba dengan banyaknya ceramah, doa dan membaca Alquran bersama.

"Di Jakarta saya tidak banyak menemui banyak orang yang mengikuti ceramah agama, doa bersama, dan pengajian sebelum berbuka puasa. Ramadhan di sini terasa lebih sibuk," ujar Usman yang baru beberapa pekan di Jakarta dalam kunjungan ke kantor Republika, Senin (27/6).

Ia juga mengatakan, banyak sejumlah stasiun televisi di Pakistan yang menayangkan siaran tentang kajian Islam sepanjang hari. Sementara, di Indonesia Usman tidak banyak menemukan hal itu.

"Di stasiun televisi Pakistan hampir semuanya menayangkan siaran tentang Islam selama Ramadhan jadi ini yang membuat suasana religius sangat terasa," jelas Usman.

Baca juga, Cina Larang PNS Pelajar dan Anak-Anak Xinjiang Berpuasa.