Atase Pakistan: Ramadhan di Indonesia Terasa Lebih Sibuk

Rep: Puti Almas/ Red: Ani Nursalikah

Senin 27 Jun 2016 15:37 WIB

 Warga membeli hidangan untuk berbuka puasa di Pasar Takjil Benhil, Kamis (18/6).  (Republika/Yasin Habibi) Warga membeli hidangan untuk berbuka puasa di Pasar Takjil Benhil, Kamis (18/6). (Republika/Yasin Habibi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Atase perdagangan Pakistan untuk Indonesia Muhammad Usman berbagi cerita mengenai pengalaman puasa yang ia miliki selama ini. Menurutnya, selama dua tahun berada di Tanah Air, suasana Ramadhan dirasakan hampir sama dengan di negara asalnya.

Namun, ada sedikit perbedaan yang terlihat, khususnya saat menjelang berbuka puasa. Menurut Usman, di Pakistan suasana relijius begitu terasa beberapa waktu sebelum buka puasa tiba dengan banyaknya ceramah, doa dan membaca Alquran bersama.

"Di Jakarta saya tidak banyak menemui banyak orang yang mengikuti ceramah agama, doa bersama, dan pengajian sebelum berbuka puasa. Ramadhan di sini terasa lebih sibuk," ujar Usman dalam kunjungan ke Republika, Senin (27/6).

Ia juga mengatakan banyak stasiun televisi di Pakistan yang menayangkan siaran tentang kajian Islam sepanjang hari. Sementara, di Indonesia Usman tidak banyak menemukan hal itu.

"Di stasiun televisi Pakistan hampir semuanya menayangkan siaran tentang Islam selama Ramadhan, jadi ini yang membuat suasana religius sangat terasa," katanya.