REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Komunitas Pencinta Anak Jalanan (KPAJ) Makassar mengajak anak jalanan dan anak telantar yang bekerja sebagai pengasong untuk ikut pesantren kilat saat Ramadhan. Sanlat itu diadakan di bawah jembatan layang, Makassar, Sulawesi Selatan.
"Saat ini kami ajari mereka pelajaran agama, momen selama Ramadhan ini kita gunakan untuk menambah pengetahuan bagi anak-anak," kata Humas KPAJ Makassar, Andrian, di sela pengajaran di bawah jembatan layang Makassar, Ahad (19/6).
Menurut dia, anak-anak tersebut memerlukan pengetahuan dan pemahaman tentang agama untuk diaplikasikan dalam kehidupannya sehari-hari. Contohnya, tidak berbohong, tidak mengambil barang orang lain yang bukan miliknya, serta berbagai hal lainnya yang dilarang agama.
Selain itu, program pesantren kilat bagi anak jalanan berbeda kondisinya dengan pesantren kilat pada umumnya. Adrian menyebutkan, pesantren kilat dilakukan saat siang menjelang sore atau ketika mereka sedang tidak berjualan di jalanan.
Adrian mengungkapkan, pihaknya melakukan pendekatan kepada para anak jalanan ini sejak awal Ramadhan agar mudah diterima. "Mengajar anak jalanan menantang dan susah-susah gampang, terkadang diselingi humor dan dijanjikan sesuatu yang mendukung pendidikan agar mereka semangat," paparnya.
Selain pesantren kilat, KPAJ juga menggelar buka puasa bersama anak jalanan dan orang tuanya, maupun orang yang membawanya ikut berjualan. "Kami tetap melaksanakan pesantren ini dengan cara terbaik dalam beberapa hari ke depan, besok siang baru dilanjut lagi," sebutnya.
Kegiatan pesantren kilat anak jalanan diikuti sekitar dua puluhan anak-anak dari berbagai lokasi. Namun, sejumlah anak-anak yang beroperasi di bawah jembatan layang dan tinggal di sekitar jalan Urip Sumoharjo mendominasi.
"Saya dan teman-teman senang ikut kegiatan ini, banyak cerita dongeng dan nabi-nabi dan lainnya. Saya juga dikasih makanan, katanya untuk berbuka puasa, padahal saya tidak puasa," ungkap seorang anak jalanan bernama Rendi (12 tahun).