REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Krisis kemanusiaan di Suriah masih berlangsung di Suriah. Luka warga Suriah semakin menganga dengan invasi militer negara sekutu rezim di wilayah Aleppo, Idlib, Homs, Ghouta, Latakia, dan sejumlah daerah lainnya. Hal ini menciptakan gelombang eksodus warga Suriah menuju Turki yang berbatasan langsung dengan negara yang tengah dilanda perang sejak Maret 2011 itu.
Cerita WNI Berpuasa di Tengah Konflik Suriah
Merespons situasi ini lembaga kemanusiaan internasional Indonesian Humanitarian Relief (IHR) pimpinan Ustaz Bachtir Nasir bermitra dengan Sinergi Foundation menyalurkan amanah kemanusiaan untuk rakyat Suriah. Bantuan Ramadhan 1437 H kali ini berupa untuk ifthar dan sahur serta bingkisan Idul Fitri bagi saudara-saudara Muslim di pengungsian, baik di kamp pengungsi yang berada di dalam Negara Suriah sendiri maupun di wilayah perbatasan Turki-Suriah.
IHR juga menyalurkan bantuan untuk pakaian dan kesehatan. Untuk itu, dalam jangka pendek ini, ujar Bachtiar Nasir, IHR yang bermitra dengan Sinergi Foundation dan lembaga lainnya, menyiapkan dana 100 ribu dolar AS atau sekitar Rp 1,35 miliar.
Untuk mengemban misi ini, IHR yang bermitra dengan Sinergi Foundation bekerjasama dengan lembaga kemanusiaan terbesar di Turki, yakni IHH Insani Yardim Vakfi. Pada Sabtu, (25/6), tim kemanusiaan IHR – Sinergi Foundation bertolak ke Istanbul, Turki, untuk menyalurkan amanah masyarakat Indonesia untuk rakyat Suriah.
“Ramadhan ini kami insya Allah memberangkatkan satu tim bekerjasama dengan Sinergi Foundation dan beberapa lembaga lainnya untuk pengungsi Suriah yang saat ini berada dalam kondisi yang menyakitkan,” kata Ketua IHR Ustaz Bachtiar Nasir dalam jumpa pers yang digelar Jumat (24/6).
Wakil Sekretaris Dewan Pertimbangan MUI Pusat ini mengingatkan, di kala kita berlimpah dengan makanan saat berbuka puasa, sementara di belahan bumi lain, umat Islam menderita.
“Para yatim, janda dan dhuafa yang suami atau bapak-bapak mereka gugur dalam konflik, jangankan makan untuk esok, hari ini pun mereka tidak tahu makan apa. Jadi sangat tidak elok jika kita di sini menikmati berbagai hidangan, sementara di sana saudara-saudara kita ada yang memakan rumput setiap harinya dan mengais sampah bersama hewan untuk mencari makan hari ini,” ungkap Direktur AQL Islamic Center ini.
Selain menyalurkan amanah kemanusiaan, IHR juga melakukan misi diplomasi dan aksi. Di antaranya kunjungan kepada Duta Besar Turki untuk Indonesia, Zekeriya Akcam, di Jakarta, dan bersilaturahim ke kantor AFAD (Lembaga Negara Penanggulangan Bencana Turki) di Istanbul.
“Hal tersebut dilakukan untuk menunjukkan dukungan rakyat Indonesia bagi pemerintah dan rakyat Turki, yang saat ini menampung sekitar 3 juta pengungsi Suriah. Turki adalah negara penampung pengungsi terbesar saat ini,” ujar dia.