Nostalgia Setya Novanto Saat Melakukan Safari Ramadhan

Red: Citra Listya Rini

Ahad 26 Jun 2016 03:38 WIB

Setya Novanto.  (Republika/Rakhmawaty La'lang) Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang Setya Novanto. (Republika/Rakhmawaty La'lang)

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA  -- Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar Setya Novanto atau yang akrab disapa Setnov mengakui menikmati masa-masa nostalgia saat melakukan Safari Ramadhan sehari di Surabaya, Sabtu (25/6).

"Apalagi saat di Pasar Wonokromo, sebab disitulah saya mulai belajar dan berdagang beras," ujarnya kepada wartawan di sela buka bersama anak yatim di Kantor DPD Golkar Jatim di Surabaya.

Di Pasar Wonokromo, kata Setnov, dirinya pernah berjualan beras, daging, dan daging untuk menyambung hidup pada sekitar tahun 1970-an.

"Saya waktu itu merasa tidak mampu. Tapi dengan semangat berjualan dan pantang menyerah, syukurlah sekarang seperti ini," ucap mantan Ketua DPR RI tersebut.

Setnov mengaku senang bisa kembali merasakan dan berada di dalam Pasar Wonokromo yang dianggapnya sebagai pasar bersejarah dalam hidupnya maupun keluarganya.

Di pasar tradisional yang berada di tengah Kota Surabaya itu, Setnov tak sekadar blusukan, namun juga berdialog dengan pedagang untuk menanyakan kondisi dan harga sembilan bahan pokok.

Pada kesempatan tersebut, ia juga membeli 10 kilogram daging sapi dan satu kilogram beras di sebuah kios, kemudian membagikannya ke sejumlah pengunjung pasar.

Tidak itu saja, orang nomor satu di partai berlambang pohon beringin tersebut juga membelikan seorang ibu tua bumbu masak.

Sementara itu, sebelum ke Pasar Wonokromo, Setnov yang didampingi sejumlah fungsionaris DPP Partai Golkar bersilaturahim dengan pimpinan Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jatim.

Sedangkan menjelang sore, bertempat di kantor DPD I Golkar Jatim di Surabaya, Setnov yang didampingi Ketua Golkar Jatim Nyono Suharli berbuka puasa bersama ratusan anak yatim dan kader partai.

Hadir juga dalam kesempatan tersebut mantan ketua umum PBNU yang kini menjabat anggota Dewan Pertimbangan Presiden KH Hasyim Muzadi.

Terpopuler