REPUBLIKA.CO.ID, BANYUMAS --P emerintah membuka jalur baru Lingkar Sumpiuh guna mengurai potensi kemacetan di rute mudik lebaran dari Jakarta menuju Yogyakarta dan sebaliknya. Lingkar Sumpiuh utamanya bertujuan mengatasi kemacetan di jalan eksisting akibat Perlintasan Sebidang Kecamatan Sumpiuh dan Overpass Rel Kereta Api Kecamatan Tambak di Ruas Jalan Nasional Buntu, batas Kedu Selatan.
"Sebelum ada jalan ini, kemacetan bisa sampai empat kilometer dan padat merayap sampai setengah jam di setiap lebaran dan tahun baru," kata Pengawas Lapangan Jalan Lingkar Sumpiuh Kodir dalam Press Tour Persiapan Jalur Lebaran 2016, Sabtu (25/6). Lingkar Sumpiuh merupakan bagian dari agenda Pembangunan Jaringan Jalan Nasional Jalur Selatan Jawa Tengah dan Pengembangan Wilayah Kabupaten Banyumas.
Panjang Jalur Lingkar Sumpiuh yakni 5,05 kilometer dengan lebar 24 meter. Sementara jalan eksisting atau jalan lama sepanjang 4,6 km. Lingkar Sumpiuh secara resmi dibuka pada Rabu (22/6) oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Jalur eksisting Kecamatan Sumpiuh dari arah Jakarta masuk Purwokerto maupun sebaliknya melintasi Lapangan Kebokura, lanjut ke kantor kecamatan Sumpiuh, Pasar, perlintasan kereta api sebidang Sumpiuh KM BMS 19+700 lanjut melewati RS NU, SPBU melewati Desa Gumelar Lor, Gumelar Kidul, jalan nasional Ruas Buntu Batas Kedu Selatan, Overpass Perlintasan Kereta Api dan keluar ke arah Kebumen lanjut Yogyakarta dan Solo. Jika melewati jalur baru, maka lokasi-lokasi tersebut tidak akan terlewati.
Sayangnya, meski telah diresmikan, jalur baru tersebut belum dilengkapi lampu jalan dan perangkat lalu lintasnya portable. Belum tersedia pula pom bensin. "Penerangan belum, karena pengadaannya dari Kabupaten Banyumas, nanti rencananya akan segera dipasang di 28 titik," ujarnya.
Pembebasa lahan dimulai pada 2011 secara bertahap hingga 2013. Tanah yang berhasil dibebaskan 131.222 meter persegi.