Jika Cuaca Buruk Waktu Mudik, Kapal dan Pesawat Lebih Baik Delay

Rep: Dyah Ratna Meta Novia/ Red: Winda Destiana Putri

Sabtu 25 Jun 2016 16:16 WIB

  Ribuan calon pemudik memadati Stasiun Senen, Jakarta, Kamis (24/12).  (Republika/Yasin Habibi) Ribuan calon pemudik memadati Stasiun Senen, Jakarta, Kamis (24/12). (Republika/Yasin Habibi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perhubungan Ignasius Jonan mengatakan, faktor keselamatan dalam transportasi merupakan satu hal yang tidak bisa ditawar lagi. Moda transportasi lebih baik menunda perjalanan jika kondisi cuaca sedang buruk.

"Khusus di laut dan udara, saya tekankan kalau memang cuaca buruk dan tidak memungkinkan untuk berangkat, kapal atau pesawatnya jangan berangkat atau lebih baik delay saja," katanya, Sabtu, (25/6).

Dalam masa lebaran, ujar Jonan, frekuensi perjalanan dan jumlah pergerakan orang meningkat hingga dua kali lipat dari pada hari biasa.

Oleh karena itu masyarakat jika terjadi penundaan atau delay karena faktor cuaca agar dapat memakluminya. Apalagi akhir-akhir  ini cuaca di Indonesia kurang baik.

"Hal terpenting perjalanan bisa sampai tujuan dengan selamat. Daripada Kalau dipaksa berangkat tidak pernah sampai, jadi tak boleh ada target waktu, kalau delay ya delay, yang penting perjalanan selamat," katanya.

Mengantisipasi kemungkinan terjadinya longsor, pada moda transportasi darat, Kemenhub telah berkoordinasi dengan instansi terkait seperti kepolisian dan Kementerian PU untuk siaga semaksimal mungkin. Kalau ada longsor telah disiagakan traktor, mobil derek dan alat-alat ekskavator yang disediakan oleh PU.

Keselamatan dan keamanan transportasi, lanjutnya, menjadi fokus utama Kementerian Perhubungaan dalam upaya mewujudkan zero accident pada masa angkutan lebaran ini.

Selain keselamatan dan keamanan, Kemenhub juga berupaya terus untuk meningkatkan kapasitas dan kualitas pelayanan transportasi sesuai fokus kerja Kemenhub.

Terpopuler