REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masjid Agung Sunda Kelapa Jakarta Pusat tengah melakukan persiapan jelang 10 Ramadhan terakhir. Pasalnya, akan banyak jamaah yang melakukan iktikaf pada malam-malam tersebut.
Sekretaris Eksekutif Masjid Agung Sunda Kelapa, Izzudin Syamma, mengatakan akan ada penambahan porsi hidangan sahur gratis, selama 10 malam Ramadhan terakhir.
Penambahan dilakukan agar dapat mengakomodir bertambahnya jamaah yang melaksanakan iktikaf di Sunda Kelapa. "Nanti ada peningkatan jumlah makan sahur, dari sekitar 400 menjadi sekitar 700 porsi," kata Izzudi kepada Republika, Jum'at (24/6).
Ia menerangkan, ada perbedaan jumlah jamaah yang melaksanakan iktikaf di Sunda Kelapa, terutama di malam-maam ganjil dan genap. Jika setiap malam-malam genap di 10 malam terakhir jamaah iktikaf berkisat di bawah seribu, jumlah jamaah akan melebihi angka seribu setiap malam-malam ganjil.
Bahkan, lanjut Izzudin, akan ada penambahan porsi santap sahur yang lebih banyak lagi, pada pelaksanaan iktikaf di malam ke 27 Ramadhan. Ia memperkirakan, akan ada lima ribu porsi santap sahur, yang disediakan pengurus Masjid Sunda Kelapa.
Penambahan porsi makan yang berkali lipat itu, dilakukan karena malam ke 27 Ramadhan merupakan malam puncak dari lailatul qadar. Karenanya, masyarakat setiap tahun memadati Masjid Sunda Kelapa lebih dari malam-malam biasanya. "Ada penambahan pada malam 27 menjadi lima ribu box makan, dan jamaah kemungkinan lebih dari itu," ujar Izzudin.
Masjid Sunda Kelapa turut menghadirkan penceramah setiap malam iktikaf, agar jamaah dapat mendapatkan materi-materi agama selama beriktikaf. Rencananya, ceramah akan diberikan setiap pukul 22.00 di ruangan utama, dan akan terus dihadirkan selama sisa bulan suci Ramadhan 1437 Hijriah.
Khusus untuk malam 27 Ramadhan, pengurus akan menghadirkan sekitar tiga penceramah, yang akan memberi siraman rohani kepada jamaah iktikaf. Namun, ceramah akan tetap dimulai sejak pukul 22.00, dan akan berlanjut sampai menjelang sepertiga malam dan santap sahur.