REPUBLIKA.CO.ID, SUBANG — Kelancaran arus mudik Lebaran 1437 Hijriyah di Jalur Pantura berpotensi terhambat. Bukan hanya disebabkan jalan berlubang dan banjir, tapi juga karena keberadaan "warung remang-remang" di sisi kiri dan kanan jalan. Warung-warung tersebut memicu pemadatan jalan dari kendaraan yang parkir di sembarang tempat.
"Ini juga penyebab Jalur Pantura masih digemari truk-truk besar melintas di sini, bukan beralih ke Cipali," kata Kepala Satuan Kerja (Kasatker) wilayah I Jawa Barat Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN IV) Ditjen Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemenpupera) T. Yuliansyah dalam perjalanan Press Tour Pemantauan Jalur Mudik Lebaran, Jumat (24/6).
Kebanyakan warung remang-remang berada di sepanjang jalan kawasan Subang dan Indramayu. Ia berharap pemerintah daerah dan aparat segera menertibkan keberadaannya, terutama di momen mudik lebaran yang tersisa 10 hari lagi.
Hambatan lainnya yakni keberadaan pasar tumpah di pinggir jalan. Mereka terdata berada di 28 titik sepanjang Jalur Pantura. Namun pemudik tidak perlu khawatir karena pemerintah memastikan pasar tumpah tiada sejak H-7 lebaran.
Ancaman banjir juga berpotensi melanda Jalur Pantura di momen lebaran yang diiringi musim kemarau basah. Makanya antisipasi yang dilakukan yakni melakukan pelebaran gorong-gorong sepanjang jalan. "Lima puluh persen drainase pantura bermasalah, langkah tercepat kita berusaha menyeimbangkan air dari sisi utara dan selatan," tuturnya.
Ke depan, pemerintah juga berencana melakukan perbaikan drainase terpadu di Pantura. Akan dilakukan penanganan khusus dimulai dari survei secara keseluruhan hingga drainase bawah dan pembuangan akhir air. Pascasurvei, pelaksanaan pembenahan diagendakan mulai pada 2017.