REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Pengurus Pusat Muhammadiyah, Prof Yunahar Ilyas mengatakan, Nuzulul Quran penting untuk diperingati oleh umat Islam. Meskipun hal tersebut juga tidak diwajibkan.
Yunahar menuturkan, dengan memperingatinya umat Islam dapat mengingatkan bahwa Alquran penting bagi kehidupan sehari-hari. Disamping itu, memperingati nuzulul quran sebagai momentum syiar.
"Momentum sejarah Islam, kita buat pengajian-pengajian supaya ada syiar. Tidak harus tapi tidak ada salahnya diadakan," kata Yunahar kepada Republika.co.id, Selasa (21/6).
Nuzulul Quran diperingati oleh umat Islam pada malan 17 Ramadhan. Berbagai kegiatan digelar baik di masjid maupun di tempat lainnya.
Alquran, menurut Yunahar merupakan pedoman manusia dalam kehidupan. Karena itu, umat Islam wajib mengimaninya.
Kemudian, umat Islam juga diwajibkan untuk membacanya. Pasalnya, disetiap huruf Alquran yang dibaca akan menghasilkan pahala yang besar. "Setiap huruf diberikan pahala 10," ucapnya.
Selanjutnya, umat Islam dituntut untuk memahami isi Alquran. Yunahar mengungkapkan, akan sulit mendapatkan pahala dan nilai spiritual apabila tidak memahaminya.
Saat ini banyak cara dapat digunakan untuk bisa memahami Alquran. Yunahar menyebut bisa menggunakan terjemahan Alquran maupun tafsir Alquran.
Setelah itu, umat Islam juga diminta untuk mengamalkan ajaran Alquran. Yunahar mencontohkan sahabat mengamalkannya disetiap lima ayat Alquran.
"Jadi tidak boleh menjadi pengamat saja tapi harua pengamal," Yunahar menegaskan.
Yunahar menambahkan, umat Islam juga wajib membela Alquran. Menurutnya harus selalu di depan apabila ada yang ingin menghina atau memanipulasi ayat Alquran.
Yunahar berpesan agar umat Islam menyiapkan diri dalam menyambut nuzulul quran. Yunahar mengharapkan umat Islam membuka hati agar dimasuki oleh nilai al-Quran.
"Karena kalau gak dibuka meskipun berkali kali ikut nuzulul quran gak ada gunanya," Yunahar menambahkan.