Ramadhan Pulihkan Mental dan Fisik

Rep: mgrol71/ Red: Agung Sasongko

Rabu 22 Jun 2016 01:09 WIB

Ramadhan Foto: IST Ramadhan

REPUBLIKA.CO.ID, ABU DHABI – Guru Matematika yang mengajar kelas tujuh di salah satu sekolah negeri di ibu kota Australia, Abdul Rafiu mengaku dirinya merasa terbantu menghubungkan dengan para pemuda di Australia. Namun, Ramadhan kali ini memberikan Rafiu kesempatan yang luar biasa untuk menghabiskan waktu bersama keluarganya di Abu Dhabi.

“Setiap hari seperti perayaan kecil-kecilan saat berbuka puasa,” ujar pria 34 tahun dan dua anak ini.

Expatriat yang tinggal dan bekerja di Australia ini menemukan pelipur lara saat melakukan sholat tarawih di masjid, membaca Al Qur'an, dan menimati waktunya di rumah. Walaupun waktu berpuasa di Australia lebih pendek, Rafiu yakin Ramadhan di Uni Emirat Arab (UEA) relatif lebih mudah.

“Di Australia tentunya puasa jadi lebih menantang karena jam kerja tidak berubah dan orang-orang makan di restoran, tempat kerja, dan di jalanan seperti di bulan selain bulan Ramadhan. Dengan kondisi tersebut, setiap hari Anda teringat sedang berpuasa, sementara saat di UEA, puasa berjalan lancar seperti biasanya,” katanya.

Rafiu menambahkan, di UEA sifat kolaboratif dari bulan di mana mayoritas berpuasa atau tahu bahwa Anda sedang berpuasa, benar-benar membantu meringankan kesulitan. “Sejumlah mal dan restoran hampir bebas yang mungkin saja menyinggung seseorang yang sedang berpuasa serta masyarakat yang mendorong untuk memberi perhatian kepada siapapun yang sedang berpuasa di bulan Ramadhan,” tambah Rafiu.

Faktanya, ketika didekati teman kerjanya yang non-Muslim, Rafiu mengambil kesempatan untuk memberikan edukasi kepada mereka tentang etiket Ramadhan dan arti penting tentang puasa.

“Saya mendapatkan pertanyaan khususnya yang berkaitan kepada murid-murid yang berpuasa, seperti 'mengapa mereka (para murid) tidak makan dan minum?', kemudian saya terangkan pada mereka tentang Islam yang penuh rahmat dan Ramadhan tidak dimaknai untuk menyakiti dan jika bagi siapapun yang tidak mampu berpuasa, mereka bisa berbuka puasa dan bisa melengkapinya di hari lain selain bulan Ramadhan,” ungkap Rafiu.

“Pemulihan mental dan fisik merupakan tujuan utama dari Ramadhan dan seluruh kesempatan menjadi indah karena Ramadhan,” kata Rafiu.

Terpopuler