Polda Galakkan 'Lampung Mengaji 99'

Rep: Mabruroh/ Red: Teguh Firmansyah

Selasa 21 Jun 2016 21:07 WIB

Kapolda Lampung, Brigjen Polisi Ike Edwin Foto: dokpri Kapolda Lampung, Brigjen Polisi Ike Edwin

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kapolda Lampung Irjen Ike Edwin mengatakan, program 'Lampung Mengaji 99' akan dijadikan ikon untuk Lampung. Program ini juga kata dia bukan hanya gagasan pertama namun menjadi yang pertama di Indonesia. "Ini sebulan full dan akan dijadikan ikon di Provinsi Lampung," ujar Edwin saat dihubungi Republika.co.id di Jakarta, Selasa (21/6).

Edwin memaparkan program ini bermula dari gagasannya yang meyakini Indonesia adalah negara Pancasila. Dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika Indonesia lewat ragam budaya, suku, bahasa, dan agama dapat bersatu dan hidup berdampingan dengan rukun.

"Ada kerawanan dari segi Keamanan Ketertiban Masyarakat (Kamtibmas) dan ini juga bulan baik untuk Islam, bulan penuh rahmat," ujar Edwin.

Oleh karena itu dengan program mengaji ini, kata dia, diharapkan mampu untuk menyatukan semuanya. Karena program tersebut bukan hanya melibatkan umat Islam namun juga melibatkan beragam agama. "Saya libatkan agama lain, Katholik, Protestan, Konghucu, Hindu, Budha, mereka berperan juga dalam program lampung mengaji," ujarnya.

Adapun perannya menurut Edwin mereka menyiapkan menu berbuka seperti minuman teh, kopi, serta nasi kotak. Keterlibatan agama lain, kata dia, sebagai bentuk kebersamaan bahwa agama lain ikut terlibat namun tetap saling menghormati dan menghargai. "Keyakinan boleh berbeda tapi dalam kehidupan sehari-hari kita adalah umat beragama dan bertoleransi," ujarnya.

Baca juga, Gerakan Nusantara Mengaji Targetkan Khatam Alquran 300 Ribu Kali.

Saat ditanyakan makna dari tema program tersebut, menurut Edwin 99 adalah jumlah nama-nama Allah yang disebut dalam Asmaul Husna. Artinya dengan peserta 600 orang dibagi dalam tiga kelompok maka dalam satu hari ada tiga kali menghatamkan Alquran. "Setiap hari menamatkan tiga kali Alquran dengan tadarus bersama jadi kalau satu bulan kan 99 hari," jelasnya.

Adapun tadarus sendiri kata dia dilaksanakan setiap malam usai solat tarawih. Kemudian usai tadarus juga sambungnya ada diskusi antara santri, masyarakat dan juga kyai setempat. Dalam diskusi tersebut dilakukan dengan harapan bahwa dalam Islam bukan hanya tentang shalat dan mengaji namun masih banyak ilmu-ilmu lainnya yang bisa dipelajari. "Jadi Islam itu tidak ngaji dan solat-solat saja tapi banyak ilmu lain," ujarnya.

Terpopuler