Tokoh Dulur Cirebonan Gelar Buka Puasa Bersama

Red: Damanhuri Zuhri

Senin 20 Jun 2016 21:47 WIB

Dr KH Salman Al Farisi tengah menyampaikan ceramah pada acara buka puasa dan shalat tarawih yang digelar Dulur Cirebonan di Jakarta, Ahad (19/6). Foto: Republika/Damanhuri Zuhri Dr KH Salman Al Farisi tengah menyampaikan ceramah pada acara buka puasa dan shalat tarawih yang digelar Dulur Cirebonan di Jakarta, Ahad (19/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah tokoh nasional Dulur Cirebonan, yakni warga asal Cirebon, Indramayu, Majalengka dan Kuningan (Ciayumajakuning) yang tinggal di Jabodetabek, Ahad (19/6) menggelar acara buka puasa bersama.

Para tokoh Dulur Cirebonan pun melaksanakan shalat Tarawih berjamaah usai mendengarkan taushiyah yang disampaikan Dr KH Salman Al Farisi.

Para tokoh nasional yang hadir dalam acara buka bersama tersebut antara lain: Dr Kardaya Warnika (Ketua Komisi 11 DPR RI), Ir Herman Khaeron MSi (Wakil Ketua Komisi IV DPR RI), Dr Subrata (mantan Dirjen RTF).

Hadir pula Ir Suhaedi MSc (Direktur Regional Bank Indonesia), Pratiwi Bob Hasan (Pengusaha), Letjen TNI (Purn) Kontara (mantan Danjen Kopassus) dan Prof Dr Ir Zaenal Mustaqim.

Selain dihadiri para tokoh Dulur Cirebonan, acara buka puasa bersama dan shalat Tarawih yang dilaksanakan di kediaman Direktur Utama Perhutani, Dr Mustoha Iskandar di kawasan Pondok itu, juga dihadiri tak kurang dari 400 warga Cirebon, Indramayu, Majalengka dan Kuningan yang tinggal di Jabodetabek.

Ketua umum Dulur Cirebonan, Prof Dr Ir Rokhmin Dahuri dalam acara buka puasa bersama tersebut mengingatkan Dulur Cirebonan untuk menjadikan ibadah puasa Ramadhan ini sebagai momentum untuk meningkatkan iman dan takwa kepada Allah SWT.

Menurut mantan Menteri Kelautan dan Perikanan ini, takwa bukan hanya yang sifatnya vertikal atau hablum minallah seperti shalat, puasa dan ibadah haji.

Tetapi, juga takwa dalam arti memiliki dan melaksanakan akhlak karimah. Contohnya, mencintai Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, bekerja keras dan professional, jujur, adil dan menyayangi sesama insan.

''Menolong dhuafa juga sangat tepat sebagai wujud takwa dalam konteks Indonesia saat ini, ketika masih banyak rakyat Indonesia yang miskin dan menganggur,'' ungkap Rokhmin Dahuri menjelaskan.