Imbas Tol Cipali, Rumah Makan di Pantura 'Gulung Tikar'

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Bilal Ramadhan

Sabtu 18 Jun 2016 13:28 WIB

Jalan Tol Cipali Foto: Republika/Raisan Al Farisi Jalan Tol Cipali

REPUBLIKA.CO.ID, SUBANG -- Salah satu dampak dari pembangunan tak lain adalah rakyat kecil yang berada di pesisir pantai utara. Jalur Pantai Utara mulai dari cikampek hingga Indramayu kerap kita bisa temui jajaran rumah makan dan warung makan yang biasa jadi tempat peristirahatan bagi para pengendara yang hendak menuju Timur.

Sebelum Tol Cipali diresmikan tahun lalu, kehidupan disepanjang ruas jalan pantura masih menjadi satu satunya mata pencarian para warga disini. Berjajar rumah makan dengan luas halaman yang lebar menjadi modal mereka untuk bisa menawarkan tempat peristirahatan bagi para pengendara mobil.

Saat ini, ketika Republika sudah memasuki wilayah Cikampek, menuju Indramayu, warung-warung yang biasanya ramai menjadi tempat pemberhentian bus, truk dan mobil tersebut sudah banyak yang tutup. Tak sedikit dari warung makan tersebut sudah banyak yang rusak dan tak terawat.

Beberapa warung makan dengan papan nama yang besar tertutup kain bertuliskan 'DIJUAL/DIKONTRAKKAN'. Tak sedikit juga dari warung warung tersebut sudah memagari halaman yang biasanya untuk tempat parkir tersebut menggunakan rantai. Ada banyak warung yang masih bertahan untuk tetap berjualan, namun tampak sepi tak berpengunjung.

Keresahan akan terjadinya ancaman gulung tikar sudah dirasakan oleh Junaidi (50). Pria yang mempunyai salah satu warung makan di Pantura tersebut sudah mencium gelagat surutnya bisnis warung makannya.

Sejak 2014 rencana pembangunan dan perbaikan tol Cipali, ia hanya bisa bergumam jika sewaktu waktu semua orang harus beralih kesana dan tak ada lagi yang mampir di warung makannya.

"Kalau mau dibilang drastis mah ya drastis. Kalau dulu sehari bisa satu juta misalnya, tahun lalu masuk Rp 300 ribu saja sudah alhamdulilah," ujar Junaidi saat ditemui Republika di desa Ciasem, Sabtu (18/8).

Junaidi mengatakan, tak hanya warungnya, ada puluhan warung makan lainnya yang memutuskan untuk gulung tikar dan menjual asetnya karena harus merugi total pada saat lebaran tahun lalu.

Hal senada juga diutarakan oleh Dedeh (45) pemilik warung Idola. Berjarak sekitar 3 kilometer dari tempat Junaidi, Dedeh juga merupakan salah satu pedagang yang memutuskan untuk gulung tikar dan menjual asetnya.

Terpopuler