Pengeluaran Selama Ramadhan Meningkat dari Bulan Biasa

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Andi Nur Aminah

Jumat 17 Jun 2016 17:11 WIB

Belanja Lebaran/ilustrasi Foto: Prayogi/Republika Belanja Lebaran/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Selama Ramadhan, pola konsumsi umat Islam Indonesia dinilai mengalami peningkatan. Tradisi 'serba baru' menjadi salah satu penyebab meningkatkan pola konsumsi masyarakat selama Ramadhan.

Junawiyah, seorang ibu rumah tangga di kawasan Fatmawati, Cilandak, Jakarta Selatan, mengakui pengeluarannya selama Ramadhan meningkat hingga tiga kali lipat dibandingkan bulan-bulan biasanya. Peningkatan pengeluaran itu mulai dari barang kebutuhan sehari-hari maupun kebutuhan menyambut perayaan Idul Fitri.

"Setiap Ramadhan pasti lebih banyak pengeluaran, harga barang naik juga tetap harus belanja," ujar Junawiyah kepada Republika.co.id, Jumat (17/6).

Junawiyah mengaku pengeluaran yang paling banyak memakan dana adalah pembelian kebutuhan sehari-hari seperti hidangan untuk berbuka dan sahur. Ibu tiga orang anak ini cenderung berbelanja lebih banyak pada saat berbuka puasa.

Menurutnya, pengeluaran akan semakin meningkat menjelang lebaran. Hal ini disebabkan karena adanya tradisi membeli pakaian baru untuk setiap anggota keluarganya dan tradisi saling mengantarkan makanan ke rumah-rumah saudara. "Ada tradisi memasak besar juga saat lebaran, jadi seminggu menjelang puasa sudah siap-siap pengeluaran lagi," kata Junawiyah.

Demikian halnya dirasakan oleh Suratno. Bapak tiga orang anak ini mengaku kebutuhan menjelang lebaran akan meningkat drastis. Aktivitas mengganti perabot baru dan mendekorasi rumah merupakan tradisi yang selalu dilakukan menjelang lebaran. "Paling tidak kita akan mengeluarkan biaya untuk mengganti cat rumah," ujar Suratno.

Menyadari besarnya biaya yang akan dikeluarkan selama Ramadhan, Suratno mengaku sudah mempersiapkan dana cadangan sejak sebelum Ramadhan. Menjelang Ramadhan, Suratno mengaku sudah mulai gencar untuk mencari pemasukan sampingan.