Idealnya Tarawih Keliling tak Bermuatan Politik

Rep: Retno Wulandari/ Red: Agung Sasongko

Jumat 17 Jun 2016 16:00 WIB

Ribuan umat muslim mengikuti shalat tarawih di malam pertama bulan suci Ramadhan 1437 H, di Masjid Istiqlal Jakarta, Ahad (5/6) malam. (Republika/Darmawan) Foto: Republika/Darmawan Ribuan umat muslim mengikuti shalat tarawih di malam pertama bulan suci Ramadhan 1437 H, di Masjid Istiqlal Jakarta, Ahad (5/6) malam. (Republika/Darmawan)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Persatuan Islam (Persis) Aceng Zakaria menegaskan tarawih keliling (tarling) haruslah mengusung agenda-agenda berbau keagamaan dan sebisa mungkin dijauhkan dari agenda-agenda politik seperti pemilihan kepala daerah. Lebih jauh, tarling bisa dimanfaatkan untuk menyerap aspirsi masyarakat.

“kemudian tidak hanya sekadar menampung aspirasi tetapi harus ada tindak lanjutnya dari pemerintah,” kata Aceng saat dihubungi Republika.co.id, Jumat (16/6).

Sementara itu, Cendekiawan Muslim Didin Hafidhuddin mengatakan traling sah saja dilakukan asalkan dengan niat ibadah dan juga bersilaturahmi. Namun, tarling akan lebih baik dilengkapi dengan mendengarkan keluh kesah masyarakat saat usai tarawih. 

“Bukan malah hanya memberikan pengarahan tanpa mendengar aspirasi masyarakat,”  ujar Didin.

 

Terpopuler