Selaraskan Semangat Kerja dan Ibadah

Rep: Amri Amrullah/ Red: Agung Sasongko

Jumat 17 Jun 2016 10:26 WIB

Agus Sudiarto Direktur Utama BSM Agus Sudiarto Foto: Republika/Agung Supriyanto Agus Sudiarto Direktur Utama BSM Agus Sudiarto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ramadhan adalah masa-masa menikmati menjalankan ibadah bagi Direktur Utama Bank Syariah Mandiri (BSM), Agus Sudiarto. Di tengah kesibukannya, ibadah shalat seringkali ia lakukan tidak di awal waktu di hari-hari biasa. Namun tidak pada saat bulan Ramadhan.

Hampir di setiap Ramadhan, pria kelahiran Jakarta 51 tahun lalu ini mengaku ada hal yang membedakan di setiap Ramadhan, sehingga setiap ibadah sangat terasa ringan untuk ia lakukan. Perasaan tersebut sulit untuk ia hadirkan di hari-hari biasa di luar Ramadhan.

 “Biasanya shalat subuh terasa malas, tapi ketika ramadhan justru bisa bersemangat dan tepat waktu karena selalu bangun untuk sahur. Begitu juga shalat maghrib karena menunggu azan berbuka ,” ujar pria lulusan Universitas Indonesia ini.

Suasana Ramadhan seperti itulah yang membuatnya sulit untuk melalaikan ibadah. Sehingga setiap selesai satu ibadah, ia merasakan ingin menambah dan meningkatkan ke ibadah yang lain. Sayangnya suasana Ramadhan seperti ini yang seringkali hilang seiring dengan berakhirnya Ramadhan.

Menurut Agus hal paling penting seharusnya menjaga semangat dan suasana ketakwaan Ramadhan itu di hari-hari biasa. Hal ini lah yang selalu ia upayakan, dengan menghidupkan suasana ibadah seperti Ramadhan baik di keluarga dan lingkungan kerja.

Sejak diangkat menjadi Direktur Utama BSM pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) 7 Mei 2014 lalu, Agus meluncurkan tagline ‘Ada berkah di Setiap Transaksi’. Tagline ini mengacu pada pekerjaan Bank Syariah yang tidak hanya sebatas berprinsip syariah semata, namun juga mencari keberkahan yang utama. Yakni bekerja di BSM sama dengan ibadah.

Mengikuti tagline ‘Ada berkah di setiap transaksi’ tersebut, di Ramadhan saat ini Agus telah menyiapkan berbagai aktivitas ibadah di lingkungan kantor pusat BSM. “Di kantor pusat BSM ini sudah menjadi tradisi mengisi berbagai aktivitas Ramadhan dengan kegiatan ibadah,” ujar dia.

Setiap siang selama Ramadhan di lingkungan masjid BSM diadakan kajian setelah shalat dhuhur. Dan sorenya dilanjutkan buka puasa bersama dengan ratusan orang, dari seluruh karyawan dan masyarakat umum.

Untuk menjaga tanggung jawab sosial, BSM juga rutin membuat program berbagi bersama anak yatim di Ramadhan. Selain mengedepankan ibadah sesuai tagline ‘ada berkah di setiap transaksi’, Agus juga mengingatkan karyawan yang tidak kalah penting tetap menjaga ritme kerja.

Bukan berarti kalau Ramadhan kemudian mengurangi waktu kerja dan menurunkan performa, hanya untuk ibadah. Sebab berkah dalam transaksi akan terwujud bila Ramadhan juga tetap menjaga ritme kerja, bahkan performa kinerja  harus cenderung meningkat.

“Walaupun manajemen menyadari pasti penurunan kinerja itu ada, karena kita dituntut bangun lebih awal untuk sahur, tidak makan dan minum dan perbanyak ibadah. Tapi dari situlah tantangannya, harus tetap menunjukkan berpuasa tapi juga tetap menjaga ritme kerja dijaga dengan baik,” kata dia.

Menjaga suasana kekhidmatan Ramadhan juga ia terapkan di tengah keluarganya. Diakuinya berpuasa Ramadhan yang paling enak menghabiskan momen berkumpul bersama keluarga. Terutama berada di tengah keluarga baik ketika buka maupun sahur.

Kalau ada waktu, ia selalu menyempatkan berbuka dan sahur bersama keluarga. Minimal saat saat hari libur, baik berbuka di rumah atau jalan bersama keluarga di luar. Begitu juga bila sahur. Agus selalu menjadi bagian pertama membangunkan anak-anaknya untuk bersantap sahur.

Pengalaman uniknya saat mengajarkan sahur pentingnya sahur. Karena terkadang anak-anaknya sulit untuk makan sahur, sehingga perlu perlakuan khusus membangunkan mereka. Seperti membasahi muka anak anak agar bangun dan terkadang terpaksa menggendong mereka saat masih tertidur dan didudukkan di meja makan. “Itu pengalaman sahur menarik bagi saya,” kata dia.