ICMI dan KAHMI Bogor Gelar Buka Puasa Bersama

Rep: Amri Amrullah/ Red: Damanhuri Zuhri

Rabu 15 Jun 2016 23:51 WIB

suasana buka puasa di kediaman Prof Dr Rokhmin Dahuri yang dihadiri tokoh ICMI dan KAHMI Bogor Foto: amri amrullah/republika suasana buka puasa di kediaman Prof Dr Rokhmin Dahuri yang dihadiri tokoh ICMI dan KAHMI Bogor

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Bertempat di kediaman mantan Menteri Kelautan dan Perikanan, Prof Dr Rokhmin Dahuri, di Perumahan Villa Indah Padjadjaran, Bogor, Jawa Barat, Rabu (15/6), sejumlah tokoh Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) dan Keluarga Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) Korwil Bogor, menggelar buka puasa bersama.

Di antara para tokoh ICMI dan KAHMI Bogor yang hadir adalah mantan Sekjen Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Prof Dr Hidayat Syarif, Dr Arif Satria (Presidium KAHMI), Amril Rangkuti (Sekretaris KAHMI), Dr Ir Yusman Syaukat (Dekan Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB), Dr Ir Zaenal Arifin (Deputi Bidang Kebumian dan Ilmu Pengetahuan Alam-LIPI).

Hadir pula Prof Dr Bunasor Sanim (Guru Besar FEM-IPB), Dr LukyAdrianto (Dekan Fakultas Perikanan dan Kelautan IPB), Dr Mujizat Kawaroe (Pakar Bioteknologi Kelautan IPB), Dr Zulbairini (Pakar Perikanan IPB), Ir Agus Wicaksono MSc (Vice President Cevron) serta sejumlah mahasiswa IPB dan UIN Jakarta asal Cirebon.

Sebagai tuan rumah, Prof Dr Rokhmin mengaku sangat berbahagia bisa bersilaturahim dengan sesama aktifis ICMI dan KAHMI. ''Salah satu yang membuat semangat saya belajar ketika menjadi mahasiswa, adalah motivasi dari para senior. Dan alhamdulillah, hari ini kita bisa bersilaturahim dengan para senior,'' ungkapnya penuh syukur.

Ustaz Heri Nurdin, pimpinan Radio Silaturahim, yang dipercaya menyampaikan taushiyah menjelang buka puasa, mengingatkan para jamaah untuk senantiasa dekat dengan kitab suci Alquran. ''Jujur kita katakan, berapa lama sehari kita membaca kitab suci Alquran?'' tanya Ustaz Heri.

Ustaz Heri mengungkapkan, tidak ada alasan bagi umat Muslim untuk tidak membaca Alquran, karena sesuai janji Allah SWT, membaca Alquran itu mudah. ''Bandingkan dengan lamanya kita membaca media sosial di Hand Phone kita. Padahal Alquran adalah buku petunjuk hidup kita,'' ujarnya mengingatkan.

Menurut Ustaz Heri, untuk membangkitkan umat Islam hanya diperlukan satu generasi yakni selama 23 tahun, sehingga Islam menemukan kejayaannya. ''Mudah-mudahan para cendekiawan Muslim bisa menggerakkan umat Islam untuk mencintai Alquran, sehingga umat Muslim Indonesia tidak jauh dari Alquran.''