Bagi Waktu dengan Proposal Ramadhan

Rep: Amri Amrullah/ Red: Agung Sasongko

Selasa 14 Jun 2016 12:58 WIB

Direktur Bina Sarana Informatika (BSI), Naba Aji Notosaputro Foto: ROL Direktur Bina Sarana Informatika (BSI), Naba Aji Notosaputro

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepopuleran Bina Sarana Informatika (BSI) sebagai salah satu sekolah tinggi tidak bisa dilepaskan dari sosok Naba Aji Notosaputro. Sebagai Direktur BSI, menjadi komitmennya memimpin institusi pendidikan tetap mengedepankan nilai keislaman bersama mahasiswa dan seluruh karyawan BSI.

Dalam memasuki bulan suci Ramadhan, hampir setiap tahun BSI mengadakan kegiatan amal yang disebut ‘Berbagi Sesama Insan’. Program amal BSI di bulan Ramadhan ini berupa kegiatan buka bersama dengan anak yatim dan kaum dhuafa di sekitar kampus BSI.

Program ini sudah berjalan hampir 10 sampe 15 tahun di BSI.  Sebagai pemimpin perguruan tinggi dengan kampus yang jumlahnya banyak dan tersebar, agenda safari Ramadhan akan menyita waktu tersendiri. "Biasanya istri dan anak saya sudah maklum, karena setiap tahun seperti itu," kata dia.

Karena itu pria asal Yogyakarta ini mempersiapkan strategi tersendiri agar aktivitasnya tidak mengganggu ibadah Ramadhan. “Saya menyebutnya sebagai proposal ramadhan,” ujar dia. Dalam proposal Ramdhan itu, terdapat rencana apa agenda Ramadhan tahun ini. Seminggu atau dua minggu sebelum ramadhan, sudah menyiapkan agenda ramadhan, kita mau ngapain?.

Artinya ada target target tertentu. Oleh karena itu ada sebuah proposal yang dapat membantu membagi waktu sekaligus mencapi target ibadah selama Ramadhan. Contoh yang paling sederhana dari proposal ramadhan misalnya, nomor satu targetkan khatam Alquran selama Ramadhan.

Mungkin kalau yang sudah terbiasa, hal itu bisa dilakukan lebih dari satu atau dua kali selama ramadhan. Namun bagi orang yang yang masih awam dengan aktivitas kerja, untuk mengkhatamkan Alquran dalam satu bulan mungkin sesuatu yang agak sulit.

Karena itu perlu strategi. Alquran terdiri dari 114 surah dan 6236 ayat, kalau dibagi dengan shalat lima waktu, rata-rata harus membaca empat halaman Alquran antara waktu shalat fardu. Dengan begitu pada akhir ramadhan akan mungkin dikhatamkan.

Proposal Ramadhan nomor dua, jelasnya, menargetkan shalat tahajud tidak boleh putus. Dan dilanjutkan dengan proposal ramadhan selanjutnya. Misalnya proposal zakat atau sedekah membantu orang lain. Bisa disusun sendiri sesuai kemampuan namun targetnya tetap sama.

Dengan cara ini, selain menjadi cara dalam menjaga ibadah Ramadhan. Menurutnya juga akan memunculkan kebiasaan baru. Bisa jadi setelah ramadhan kita bangun malam untuk shalat tahajud jadi terbiasa. “Karena tujuan ramadhan sebenarnya untuk membiasakan kehidupan spiritual dan ibadah,” ujar dia.

 

Sehingga segala sesuatunya karena telah terbiasa rasanya ada yang hilang bila ada yang kurang. Misalnya bila tidak berinteraksi dengan Al Quran, kita merasakan ada hal yang hilang. Bahkan cara ini bisa diterapkan untuk menjaga kesehatan.

 

Selama ramadhan, ia mengaku menjaga pola makan seperti yang disunnahkan Nabi. Pertama kalau makan baik berbuka atau sahur, utamakan buah buahan dulu bukan gorengan atau makanan yang berminyak.

 

 

“Tidak lupa menu favorit berbuka kolak pisang dan ubi,” ujar dia. Kalau sahur upayakan minum madu satu atau dua sendok, dan habbatussaudah, dengan menu makan tetap biasa. Insha allah sehat.