REPUBLIKA.CO.ID, PALIMANAN -- Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) mengimbau masyarakat yang hendak mudik Lebaran 2016 untuk melakukan transaksi pembayaran dengan menggunakan uang pas atau via transaksi tol elektronik (e-Toll). "Sehingga dapat mengurangi antrean panjang dan kemacetan di gerbang tol," ujar Kepala BPJT Herry Trisaputra Zuna saat uji coba pelaksanaan integrasi sistem transaksi di Gerbang Tol Palimanan, Cirebon, Jawa Barat, Senin (13/6).
Menurut Herry, implementasi pembayaran transaksi e-Toll dapat melalui Bank Himbara (Bank Mandiri, BRI, BNI dan BTN) dan BCA untuk Cluster I. Sedangkan transaksi tol elektronik untuk Cluster II sementara hanya akan melalui Bank Himbara saja.
"BCA akan bergabung di Cluster II setelah Lebaran 2016. Kartu e-Toll dapat dibeli dan diisi ulang di //rest area// dan minimarket,"katanya. Namun, Herry mengimbau kepada pemudik yang akan membayar tol sebaiknya juga menggunakan uang pas.
Hal ini akan membantu estimasi waktu saat membayar di pintu tol. "Operator Jalan Tol sudah menyiapkan segalanya dan juga mengefisienkan pembayaran. Diprediksi, pembayaran setiap kendaraan itu delapan detik supaya tidak tejadi antrean kendaraan yang lama dan panjang," kata Herry.
Herry memaparkan, adapun mekanisme transaksinya akan dilakukan, yakni untuk jalur keluar Jakarta (mudik), pengguna jalan akan mengambil KTME di GT Cikarang Utama 1 dan menyerahkan KTME sekaligus melakukan pembayaran transaksi tol di GT Palimanan untuk ruas Cluster I. Setelah melakukan pembayaran di GT Palimanan, pengguna jalan selanjutnya mengambil KTME untuk Cluster II dan akan membayarkan tarif tol di gardu-gardu keluar sesuai asal tujuan (sistem tertutup).
Untuk jalur menuju Jakarta (balik), pengguna jalan mengambil KTME Ruas Cluster II pada gardu masuk Ruas Palimanan–Brebes Timur kemudian menyerahkan KTME sekaligus membayar tarif tol Ruas Cluster II sesuai asal tujuan (Sistem Transaksi Tertutup) pada gardu keluar GT Palimanan. Selanjutnya, pengguna jalan mengambil KTME untuk ruas Cluster I dan melakukan transaksi di gardu keluar ruas Jakarta-Cikampek (contoh GT Cikarang Utama 2 atau 3) atau ruas Cipularang-Padaleunyi.
"Salah satu titik kemacetan berada di gate Brebes Timur. Di sana terdapat delapan gardu tol exit dan tiga //entrance/. Selain itu terdapat pengurangan lajur setelah Gerbang Tol Brebes Timur menuju jalan arteri. Hal tersebut menjadi simpul kemacetan," kata Herry.