REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tak terasa puasa sudah delapan hari kita lalui. Seminggu sampai dua minggu ke depan biasanya kita sudah was-was menanti tunjangan hari raya (THR) dari kantor. Uang THR sangat lumayan bisa membantu untuk membiayai kebutuhan lebaran. Rata-rata yang diterima itu sebanyak satu bulan gaji yang biasa kita terima. Wah, Alhamdulillah ya.
Tapi, apakah uang THR hanya untuk kebutuhan lebaran saja. Begitu turun langsung ludes untuk kebutuhan ini dan itu jelang lebaran? Tentu saja tidak.
Perencana keuangan dari Tatadana Consulting, Eka Agustina menjelaskan THR bukan saja dipergunakan untuk keperluan Ramadhan. THR ini masuknya dalam pendapatan tahunan, sehingga seharusnya bisa juga digunakan untuk pengeluaran tahunan.
“Untuk pengaturan bujet THR yang penting kita ingat THR itu tidak hanya digunakan untuk lebaran saja sebenarnya. Tapi juga sebaiknya kita sisihkan untuk pengeluaran-pengeluaran tahunan setelah lebaran,” ujarnya kepada Republika.co.id, dalam acara FUNancial Clinic dan Cooking Classes di Modena Experience Center, di Jakarta, belum lama ini.
Misalnya barangkali kita mau beli hewan kurban setelah lebaran, atau ada premi asuransi yang harus kita bayar. Bisa juga STNK yang harus diperpanjang dan lain sebagainya yang harus masuk dalam bujet kita.
Jadi, dia melanjutkan pembagiannya dalam perencanaan keuangan, gaji bulanan itu untuk hidup sebulan, termasuk investasi di dalamnya, termasuk cicilan utang. Sedangkan THR, bonus, itu untuk pengeluaran yang sifatnya tahunan.
Menurut Eka, memang mayoritas uang THR dipakai untuk pengeluaran lebaran. Tapi tidak semuanya harus habiskan untuk lebaran saja. Karena untuk Idul Adha pun harus disisihkan dari THR. “Sehingga untuk Idul Adha kita tidak mensabotase gaji bulanan, dana darurat atau tabungan kita. Padahal gaji bulanan sudah dialokasikan untuk keperluan sebulan kedepan,” ungkapnya.