REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jika tunjangan hari raya (THR) sudah turun, bukan berarti harus habis untuk keperluan lebaran saja. Hal tersebut diungkapkan oleh Perencana Keuangan dari Tatadana Consulting, Eka Agustina. Walaupun begitu, ia mengakui memang mayoritas dana THR ini digunakan untuk keperluan lebaran. Apa saja alokasi keperluan lebaran dari dana tersebut?
Eka mengatakan, yang utama adalah alokasikan dana THR untuk hal wajib. Misalnya zakat fitrah, zakat mal (harus hitung sendiri, dihitung dari harta yang kita miliki), sedekah, hutang, THR pekerja rumah tangga misalnya asisten rumah tangga dan supir.
Setelah itu kita bagi cicilan atau biaya yang jatuh tempo itu apa jelang lebaran. Misalnya biaya sekolah anak atau uang tahunan sekolah anak. Karena lebaran tahun ini jatuhnya bulan Juli dan sebentar lagi anak masuk sekolah. “Barulah sisanya kita kelola, realistis saja, adanya biayanya berapa itu yang kita kelola,” ujarnya kepada Republika.co.id, dalam acara FUNancial Clinic dan Cooking Classes di Modena Experience Center, di Jakarta, belum lama ini.
Alokasi berikutnya bujet untuk open house, salam tempel dan mudik. Jika Anda mau mudik, sebaiknya tidak usah heboh makannnya. Mending uangnya dialokasikan untuk oleh-oleh atau salam temple.
Menurutnya memang tidak ada peraturan pakem berapa yang harus dianggarkan, karena semua orang punya kebutuhan dan pengeluarannya berbeda-beda. “Buatlah bujet sesuai kemampuan, jangan terlalu ngoyo. Dan lupakan lapar mata,” sarannya.