Jangan Makan Terlalu Banyak di Luar Jam Puasa, ini Alasannya

Red: Agung Sasongko

Ahad 12 Jun 2016 13:17 WIB

Berbuka Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang Berbuka

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Selama sebulan penuh, sebagian besar Muslim hanya makan dua kali sehari; yaitu sahur sebelum matahari terbit dan iftar setelah matahari terbenam.

Tahun ini, di negara-negara di belahan bumi utara, Ramadan bertepatan dengan musim panas, sehingga waktu berpuasa jadi lebih panjang. Sebagian Muslim di AS akan berpuasa hingga 17 jam sehari.

 Karena itu, Dr. Razeen Mahroof, seorang pakar anastesi dari Oxford, memperingatkan agar kita tidak makan terlalu banyak di luar jam puasa.

Mahroof mengatakan kepada situs kesehatan Inggris, NHS Choices, bahwa waktu sahur kita sebaiknya mengonsumsi makanan yang mengenyangkan sekaligus memberikan energi selama berjam-jam, seperti karbohidrat.

Pakar nutrisi senior Lovely Ranganath mengatakan kepada Gulf Newsbahwa tidur dan cukup cairan juga menjaga agar tubuh tetap sehat selama bulan puasa. Dia mengatakan kekurangan cairan tidak hanya bisa menyebabkan dehidrasi, tapi juga perut kembung.

 

Banyak Muslim berbuka puasa dengan makan kurma dan meminum seteguk air, tradisi yang dimulai hampir 1.400 tahun lalu oleh Nabi Muhammad SAW.