REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Saat berpuasa, buat kita yang sehat disarankan berbuka dengan yang manis. Misalnya kurma, jus buah dan lainnya. Ini berfungsi untuk menaikkan kadar gula darah yang drop menjelang berbuka. Lantas, bagi penderita diabetes atau diabetesi, apakah boleh berbuka dengan makanan manis?

Dokter Spesialis Gizi Klinis, Tirta Prawita Sari, menjelaskan kalau orang yang diabetes suntik tidak dianjurkan puasa. Karena suntik itu cepat sekali akan menurunkan gula darah. Orang yang suntik insulis harus segara makan, jika tidak dia bisa drop sekali.

“Jadi tidak mungkin puasa, apalagi dia kalau suntiknya sampai tiga kali. Mau makan dia suntik, kemampuan tubuhnya kurang. Kalau kita yang sehat tidak makan, seturun-turunnya gula darah kita tidak akan drop seperti mereka, karena kita punya regulasi yang masih baik,” jelasnya kepada Repubika.co.id, beberapa waktu lalu.

Lalu bagaimana dengan diabetesi yang minum obat? Masih bisakah berpuasa? Lalu bolehkah buka dengan yang manis? Sejumlah pertanyaan ini dijelaskan singkat oleh Tirta. Menurut dia, untuk diabetesi yang mengonsumsi obat, masih bisa dipantau dengan memberikan kecukupan energi. Teapi tetap berhati-hati dan harus diperhatikan betul. “Kalau merasa sangat lemah, hipoglikmeinya muncul, dia harus buka puasa, dia enggak boleh tahan,” sarannya.

Bagi penderita diabetes, mereka tidak mempunyai kemampuan menyimpan sehinga gulanya pasti akan drop jika berpuasa. Saat berbuka, mengonsumsi makanan manis bagi diabetesi tidak masalah. Karena menurut dia, ini bagus untuk mengembalikan hipoglikemik lebih parah.

“Makan manis boleh. Kebutuhan diabetesi 2.000 kalori saat puasa. Jadi boleh minum teh manis ditambah satu buah gorengan. Intinya konsumsi gula pasir satu sendok makan. Selain itu kurma juga boleh, es buah pun enggak masalah, asal tepat hitung kalorinya,” tambahnya.

(desy)