BPOM: Produk tak Layak Meningkat Saat Ramadhan

Red: Andi Nur Aminah

Jumat 10 Jun 2016 06:47 WIB

Parcel Lebaran Foto: Antara Parcel Lebaran

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Temuan obat dan makanan tidak layak konsumsi dengan berbagai kriteria meningkat dua kali lipat saat Ramadhan dibandingkan hari biasa. Hal tersebut diungkapkan Deputi Bidang Pengawasan Keamananan Pangan dan Bahan Berbahaya Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Suratmono. "Temuan bermacam baik itu produk kedaluarsa, tanpa izin, rusak, berbahaya dan bermacam lainnya," kata Suratmono di Jakarta, Kamis (9/6).

Dia mengatakan operasi oleh BPOM itu dilakukan di toko, warung, swalayan, pasar tradisional, penjual parsel, penjual takjil dan tempat lainnya yang relevan. Dari inspeksi yang dilakukan dalam kurun 23 Mei hingga 7 Juni, ditemukan produk tidak layak dengan nominal mencapai Rp 2,5 miliar.

Temuan inspeksi itu, dia mengatakan, merupakan bagian dari operasi pra-Ramadhan. Nantinya, inspeksi akan terus dilakukan selama Ramadhan dan setelah bulan puasa berakhir. Dia mengatakan BPOM juga fokus untuk melakukan pengawasan terhadap produk parsel yang biasa banyak diperjualbelikan saat Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri.

Menilik keterbatasan BPOM, Suratmono meminta kewaspadaan masyarakat terhadap produk parsel. Karena terkadang disisipi dengan barang kedaluarsa meski temuannya sedikit. Soal pengawasan makanan takjil yang dijajakan, dia mengatakan BPOM bekerja sama dengan pemerintah daerah seperti dengan Pemda DKI Jakarta untuk mengawasi jajanan di Pasar Benhil, Pasar Rawamangun dan Pasar Senen.

Terpopuler