Perajin Kudapan Songsong Berkah Ramadhan

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Andi Nur Aminah

Jumat 10 Jun 2016 06:05 WIB

Pembuatan kue tradisional semprong (opak gulung) di industri kue rumahan Foto: Budi Chandra Setya/Antara Pembuatan kue tradisional semprong (opak gulung) di industri kue rumahan

REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN -- Para perajin kudapan khas di Dusun Pancoran, Desa Harjosari, Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang bersiap  menyambut berkah Idul Fitri. Memasuki bulan suci Ramadhan ini, mereka terus memperbanyak produksi guna memenuhi lonjakan permintaan pasar yang terus meningkat.

Karminah (52) salah satu warga yang bekerja di UKM perajin kudapan mengatakan, memasuki Ramadhan permintaan berbagai kudapan khas ini terus melonjak pesat. Sebab di sebagian wilayah Kabupaten Semarang, kudapan khas seperti opak ketan, onde ceplis, kembang goyang, widharan, untir-untir dan geplak ini jamak dijadikan camilan saat perayaan Idul Fitri. "Selama

Ramadhan ini, produksi camilan ini meningkat hampir empat kali lipat," ujarnya, di sela kesibukan memproduksi kudapan ini, Kamis (9/6).

Ia menuturkan, pada hari biasa UKM rumahan ini juga memproduksi berbagai kudapan berbahan dasar tepung dan beras ketan. Hanya saja, produksi ini lebih banyak melayani pesanan dan tak banyak memasok pasar.

Menurut dia, biasanya setiap hari hanya menghabiskan bahan baku maksimal 10 kilogram, baik beras ketan maupun tepung ketan. Namun selama Ramadhan ini bisa menghabiskan sekitar 30 hingga 40 kilogram baik tepung maupun beras ketan per hari.

Seluruh produksi ini dipasok di sejumlah pasar tradisional, seperti pasar Jimbaran dan pasar Bandungan, di Kecamatan Bandungan serta pasar Karangjati, Kecamatan Bergas. Karminah juga menyampaikan, Ramadhan dan Idul Fitri merupakan berkah bagi para pengusaha dan pekerja UKM rumahan pembuat kudapan ini.

Sebab dengan produksi yang meningkat tiga kali lipat, maka omset pemilik usaha dan pekerja secara tidak langsung juga meningkat. Hal ini fiamini oleh Sukinah (48), buruh lain di UKM rumahan ini. Menurutnya, di luar kebutuhan Ramadhan dan Idul Fitri produksi kudapan ini juga meningkat saat banyak masyarakat punya hajat.

Contohnya saat Jumadil Akhir, Rajeb atau Ruwah. Meski tak seperti Ramadhan dan Idul Fitri, pada bulan-bulan tersebut juga menjadi berkah bagi mereka. "Karena kudapan-kudapan ini menjadi pelengkap yang jamak disiapkan oleh pemilik hajat bagi para tamu undangannya," ungkapnya.

Terpopuler