Saling Telepon Ucapkan Selamat Puasa

Rep: ahmad baraas/ Red: Damanhuri Zuhri

Kamis 09 Jun 2016 14:11 WIB

umat muslim di bali Foto: Damanhuri Zuhri/Republika umat muslim di bali

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Tak ada yang istimewa pelaksanaan puasa Ramadhan di Bali, terutama bila dikaitkan dengan hubungan kekerabatan antara umat Islam dan umat Hindu. Hal itu disebabkan pemahaman masyarakat Bali bahwa puasa Ramadhan bukanlah hari raya.

Selama ini, kata Hj Kadek Rai Suastini, warga Perumahan Canggu Permai, Kabupaten Badung, umat Hindu lebih mengenal Idul Fitri dan Idul Adha sebagai Lebaran atau hari raya umat Islam.

"Kalau puasa Ramadhan, tidak ada acara saling mengunjungi, paling-paling ucapan selamat berpuasa lewat telepon saja," kata ibu rumah tangga asal Baturiti Tabanan, yang sudah memeluk Islam belasan tahun itu.

Suastini tidak mengganti nama Balinya setelah memeluk Islam, dengan maksud dia tidak ingin melepas hubungan kekerabatannya dengan keluarga besarnya yang beragama Hindu. Namun, sebagai Muslimah, Suastini justru menunjukkannya dengan sikap beragamanya, terutama menjalankan rukun Islam sebagai kewajiban Muslim.

Puasa Ramadhan di mata umat Hindu, kata Suastini, tidak ada yang khusus, sehingga mereka memandangnya biasa-biasa saja. Justru di kalangan Muslim ada tradisi mengantar makanan sebelum memasuki bulan Ramadhan.

"Justru saat Idul Fitri dan Idul Adha, keluarga besar saya yang beragama Hindu datang mengunjungi. Apalagi saat Idul Adha, mereka sangat antusias karena yakin disuguhi satai atau gulai kambing, salah satu makanan favorit keluarga," kata Suastini.

Warga Canggu Permai lainnya, Rusnam, mengaku tidak ada hal-hal khusus saat puasa Ramadhan. Keluarga besar istrinya yang asal Kayu Mas, Denpasar, terbiasa saling ngejot atau mengantarkan makanan. Kalau Lebaran, dia mengantarkan makanan ke keluarga istrinya yang masih beragama Hindu. Sedangkan, saat Galungan, dia yang menerima bingkisan dari keluarga istrinya.

Pelaksanaan puasa Ramadhan di Bali berjalan normal sebagaimana hari-hari lainnya. Kegiatan kerja, termasuk restoran atau rumah makan tetap buka seperti biasa. Bahkan, sebagian besar restoran yang buka adalah milik orang Islam. "Kami menyediakan masakan untuk mereka yang tidak berpuasa, terutama umat non-Muslim," kata Suryadi, yang membuka usaha rumah makan di Monang-Maning, Denpasar.

Terpopuler