Mengapa Tubuh Lemas Saat Puasa?

Rep: Desy Susilawati/ Red: Andi Nur Aminah

Kamis 09 Jun 2016 13:28 WIB

Ilustrasi Anak Berpuasa. (Republika/Yogi Ardhi) Foto: Republika/Yogi Ardhi Ilustrasi Anak Berpuasa. (Republika/Yogi Ardhi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Saat berpuasa, tak sedikit orang yang merasa lemas, tak berenergi. Sehingga membuatnya malas bergerak. Sebenarnya apa sih penyebabnya? Lalu bagaimana mengatasinya?

Dokter Spesialis Gizi Klinik, Samuel Oetoro, mengatakan saat puasa, kita tidak boleh makan dan minum selama 13 sampai 14 jam. Nah, waktu tidak makan, kadar gula darah harus dijaga agar tetap stabil dan lumayan tinggi. Tapi faktanya, orang puasa banyak yang lemah. Terutama saat jam 11 siang.

Samuel mengatakan mereka lemah, karena saat sahur, biasanya mereka minum teh manis. Ia mengungkapkan, manis itu memang membuat kuat, tapi hanya dalam waktu singkat. Dan menjelang siang tubuh akan drop.

“Sebab gula itu menaikkan kadar gula kita melonjak dalam waktu setengah jam, tapi dalam waktu satu jam dia drop, waktu drop disitu Anda lemas, lapar. Makanya waktu bulan Ramadhan menjelang imsak, disarankan makan karbohidrat kompleks, tinggi serat yaitu buah diblender, bukan di jus,” jelasnya.

Ia menjelaskan buah blender itu sebaiknya diblender dengan kulitnya dengan ampas. Karena serat dalam buah itu menyebabkan karbohidrat penyerapannya pelan-pelan. Kalau naiknya pelan-pelan, turunnya juga pelan-pelan, sehingga badan akan tetap terasa kenyang.

Dokter Spesialis Gizi Klinis, Tirta Prawita Sari, mengatakan masalah yang sering terjadi saat puasa adalah lapar. Karena metabolisme tubuh selesai mengabsorpsi atau meneyrap makanan saat sahur selama empat jam. “Titik lapar kita itu dari sahur plus empat jam, jadi sekitar jam 10 sampai 11 kita lapar. Jadi sering berhalusinasi, jam segini enaknya kita minum kopi plus pisang goreng enak, atau buka enaknya makan ini atau makan itu, mengkhayal,” ujarnya.

Namun, ketika jam 12 sampai jam satu, tubuh biasanya sudah ganti moda pembakarannya. Sehingga yang dimakan saat makan sahur, dibakar jadi lemak. “Biasanya kalau habis Dzuhur kita bisa segar kembali, energi yang didapat bukan dari glukosa, tapi dari lemak. Nah bagi yang mau menurunkan berat badan, ini cara yang baik,” ujarnya.

Ia juga mengakui saat jelang buka, tubuh bisa sangat lemas. Itu karena kekurangan cairan dan pada saat sahur minum minuman manis. Karena itu, pilih karbohidrat yang kuat, yang dibakar pelan-pelan dan yang diserap pelan-pelan, sehingga punya cadangan cukup.

Selain itu, lemas saat berbuka puasa kerap dialami. Dokter Tirta mengungkapkan ini karena saat buka puasa sejumlah makanan masuk tubuh sangat cepat, perut penuh, sehingga seluruh darah fokus ke perut.  Akibatnya aliran darah ke otak, berhenti, karena semua fokus di perut.

Karena alirah darah berfungsi mengangkut oksigen, karena makan banyak ini, akibatnya alirannya berkurang. Sehingga timbul kantuk dan lemas. “Puasa, bukan membuat kita kelaparan, jangan terlalu heboh menyikapi lapar. Jangan karena puasa, malas-malasan dan Rasul pun mencontohkan jangan makan sebanyak itu,” ujarnya.

Ia menyarankan makan seperti biasa saja, tidak perlu heboh dengan sop buah dan lainnya. Untuk berbuka bisa pilih kurma tiga biji. Karena kurma memiliki indeks glikemik tinggi, tapi jangan terlalu banyak. "Tiga biji cukup untuk mengembalikan energi," ujarnya.

(Baca Juga: Berbuka dengan yang Manis? Ini Alasannya)

Terpopuler