REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Selain shalat, ibadah puasa merupakan rukun Islam yang paling banyak diteliti manfaatnya secara ilmiah. Banyak orang yang mengaku mendapatkan kesembuhan dan kesehatan setelah diterapi dengan metode berpuasa.

Ahli bedah tulang, Dr Briliantono M Soewarno pun membenarkan hal tersebut. Dari hasil penelitian ilmiah, kata dia, ibadah puasa dapat mencegah penuaan dini. Menurut dia, hal itu disebabkan karena puasa membuat organ-organ dalam tubuh beristirahat sejenak dari proses kerja yang melelahkan.

"Puasa akan menghentikan sementara proses-proses fisiologis atau metabolisme di dalam tubuh kita," kata Briliantono dalam bukunya Ramadhan yang Mengasyikkan, Kamis (9/6).

Briliantono menjelaskan penghentian proses metabolisme itu membawa empat rangkaian yang berdampak besar pada kesehatan. Bila seseorang berpuasa, kata dia, berarti membatasi jumlah makanan yang masuk ke dalam saluran pencernaan dan menurunkan intensitas kerjanya.

"Turunnya intensitas kerja sistem pencernaan itu kemungkinan dapat membuat racun dari dalam tubuh turun, baik endotoksin maupun eksotosin," ujar Briliantono.

Selain itu, kata dia, tubuh juga tidak akan memaksa untuk mengeluarkan hormon dan enzim pencernaan secara besar-besaran. Menurut dia, puasa membuat racun keluar dan memberi kesempatan pada tubuh untuk meregenerasi organ-organnya secara lebih baik.

"Dan yang membuat puasa dapat mencegah penuaan dini karena puasa mampu melindungi dinding sel dari serangan radikal bebas dan juga mengeluarkannya dari dalam tubuh melalui proses detoksifikasi," katanya.

Briliantono menambahkan, hasil penelitian juga menunjukan bahwa orang yang berpuasa, tingkat radikal bebasnya dapat berkurang secara signifikan sampai 90 persen. Bersamaan dengan itu, lanjut dia, produksi antioksidan di dalam tubuh pun mengalami peningkatan sebesar 15 persen.