Berbuka dengan yang Manis? Ini Alasannya

Rep: Desy Susilawati/ Red: Andi Nur Aminah

Kamis 09 Jun 2016 13:16 WIB

Es buah Foto: Prayogi/Republika Es buah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ingatkah Anda sebuah iklan yang menyebutkan berbukalah dengan yang manis? Nah, apakah memang berbuka puasa harus dengan yang manis? Kalau ya, apa alasannya?

Dokter Spesialis Gizi Klinik, Samuel Oetoro, mengatakan menjelang buka puasa, kadar gula darah pasti turun. Karena itu saat menjelang berbuka, disarankan buka dengan yang manis. Sayangnya orang Indonesia terbiasa buka dengan kolak atau teh manis yang hangat. Padahal menurut Samuel, hal ini sebetulnya keliru.

Alasannya, pada saat minum atau makan manis itu, gula darah melonjak. Sehingga mengeluarkan insulin dan menjadi beban insulin. Lalu makanan atau minuman apa yang membuat gula darah melonjak tapi tetap aman? Jawabannya, jus buah yang banyak airnya, bukan yang diblender. Karena jus hanyalah sari buah. Di dalamnya mengandung glukosa, fruktosa dan sukrosa yang tinggi. “Gula darah akan naik tinggi, tapi sehat, tidak membebani pankreas,” tambahnya.

Hal senada diungkap Dokter Spesialis Gizi Klinis, Tirta Prawita Sari. Dia mengatakan berbuka puasa memang disarankan dengan yang manis. Pertama memang karena sunah Rasul, kedua memang gula darah sangat drop ketika jam itu. "Kita butuh yang manis, hanya untuk sekadar menaikkan gula darah, bukan untuk kenyang. Tanda-tandanya jelas ketika kita segar lagi, stop,” ujarnya.

Lalu, apa saja makanan manis yang boleh? Menurutnya, selain kurma tiga biji, kalau mau makan es buah juga boleh, tapi jangan banyak, cukup satu cangkir saja. Kontrol gula jangan lebih dari satu sendok. Sayangnya, kesalahan yang biasa dilakukan orang yang berpuasa adalah saat berbuka dia mengonsumsi sop buah dan disajikan dalam porsi besar.

Untuk buahnya, ia menyarankan agar menggunakan buah segar dan potong sendiri. Bukan buah yang sudah diolah dan dimasukkan dalam kaleng.  Sementara untuk kuah sop buah, lanjutnya, kalau sudah pakai susu kental manis, jangan ada sirop, jangan ada gula lagi atau sebaliknya. Kalau sudah susu jangan tambahkan yang lain.

Bagaimana dengan teh manis? Dia menyarankan jika memilih teh manis maka gulanya satu sendok makan saja. Kemudian camilan yang menemani teh pun jangan yang berkarbohidrat lagi. "Boleh gorengan tapi jangan yang deep fried, pilih yang protein saja, enggak usah temannya tempe mendoan, selaput tepungnya tebal sekali. Pilih saja goreng tempe biasa, tanpa tepung, atau makan tahu, enggak usah tahu isi ada tepungnya. Bikin saja tahu biasa, kasih cabai rawit atau kecap manis, sedikit saja,” sarannya.

Terpopuler