REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Pemeringah Kabupaten Purwakarta membebaskan rumah makan dan restoran buka saat siang hari selama puasa. Kebijakan itu guna menghormati masyarakat yang tidak berpuasa dan yang berpuasa. Tak hanya itu, masyarakat juga diperbolehkan makan di siang hari di rumah makan tersebut. Tetapi, ada sembilan syarat yang harus terpenuhi.

Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi, mengatakan, ada sembilan syarat masyarakat bisa makan di siang hari saat puasa. Yaitu, warga nonmuslim, dalam keadaan sakit, dalam keadaan hamil, sedang menyusui, sedang datang bulan, anak-anak, dalam keadaan udzur, dalam perjalanan jauh (musafir), serta terakhir dalam keadaan sakit ingatan (jiwa).

"Jadi, mereka yang diperbolehkan makan di siang hari, yaitu yang sesuai dengan sembilan syarat tersebut," ujar Dedi, kepada Republika.co.id, Selasa (7/6).

Khusus syarat kesembilan, yaitu warga yang sedang sakit ingatan, pihaknya telah menyiapkan dokter dan ambulans online, guna mengobati dan mengantar mereka ke RS Jiwa. Karena, warga yang sakit termasuk gila, sudah jadi kewajiban pemerintah untuk mengobati.

"Makanya, jika kita tidak sesuai sembilan syarat itu, //ya// wajib berpuasa," ujar Dedi.

Dengan begitu, pihaknya tidak melarang rumah makan dan restoran untuk tutup saat siang hari. Justru, dipersilakan tetap buka usaha untuk melayani masyarakat yang sesuai dengan sembilan syarat tersebut.

Cara ini, sebagai upaya saling menghormati muslim yang sedang berpuasa serta menghormati juga warga yang tidak berpuasa. Pihaknya telah menyebar 500 banner ramadhan toleran ke semua rumah makan dan restoran. Termasuk yang ada di kawasan rest area jalan tol.

Terpopuler

01 January 1970, 07:00