Makkah Setujui Jabar Bangun Replika Museum Rasulullah SAW

Rep: sandy ferdiana/ Red: Rahmat Santosa Basarah

Selasa 07 Jun 2016 16:25 WIB

Kepala dan Pembina Museum Assalamualaika Nabi di Makkah Dr Naser Bin Musfir Alzahrani (kiri) memberikan salah satu buku referensi tentang Nabi Muhammad SAW kepada Asisten II Bidang Ekbang Setda Jabar Prof Denny Juanda Puradimadja. Kepala dan Pembina Museum Assalamualaika Nabi di Makkah Dr Naser Bin Musfir Alzahrani (kiri) memberikan salah satu buku referensi tentang Nabi Muhammad SAW kepada Asisten II Bidang Ekbang Setda Jabar Prof Denny Juanda Puradimadja.

REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Provinsi Jawa Barat terpilih menjadi salah satu dari 30 lokasi di dunia yang akan dijadikan lokasi replika museum Nabi Muhammad SAW. Rencana itu terungkap dalam studi banding rombongan Pempov Jabar ke Museum Assalamualaika Ayyuhan Nabi, di Makkah, Selasa (7/6).

Wartawan Republika Sandy Ferdiana melaporkan dari Makkah bahwa rombongan Pemprov Jabar dipimpin oleh Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan (Ekbang) Setda Jabar Prof Denny Juanda Puradimadja. Hadir pula dalam kunjungan itu, Asda III Bidang Kesra Setda Jabar Ahmad Hadadi, Kepala Dinas Pemukiman dan Perumahan Jabar Bambang Rianto serta Kadisnaker dan Transmigrasi Jabar Ferry Sofwan.

Rombongan diterima langsung oleh Kepala dan Pembina Museum Assalamualaika Ayyuhan Nabi Dr Naser Bin Musfir Alzahrani dan Direktur Eksekutif Museum Assalamualaika Ayyuhan Nabi Khalid Kamal. Kedua pihak sepakat untuk mengembangkan cabang di Provinsi Jabar berupa replika museum yang ada di Makkah.

Usulan pendirian replika museum di Jabar disambut baik oleh Dr Naser. Pihak Museum Assalamualaika Ayyuhan Nabi pun siap mengawal pembangunan replika museum Nabi Muhammad yang akan dibangun di kawasan masjid terapung Gedebage.

Asda II Bidang Ekbang Setda Jabar Prof Denny Juanda Puradimadja mengatakan, kunjungan ke Museum Nabi Muhammad di Makkah merupakan tindak lanjut dari surat gubernur Jabar sebelumnya. Menurut dia, dua bulan lalu gubernur Jabar menyurati pihak museum di Mekkah untuk menerima studi banding tim pembangunan replika museum Nabi Muhammad.

''Alhamdulillah, usulan kami diterima oleh pihak museum Nabi Muhammad di Makkah,'' ujar Denny di sela kunjungan ke museum di Makkah, Selasa (7/6). Dengan demikian, papar dia, kebijakan gubernur Jabar dalam mendirikan replika museum Nabi Muhammad di Gedebage akan segera terealisasi.

Dalam proses pembangunannya, papar Denny, Pemprov Jabar akan mendapat pengawalan dari pihak Museum di Makkah. Dengan demikian, imbuh dia, proses pembangunan dan bentuk replika museum Nabi Muhammad nanti akan sesuai ketentuan dan batasan secara akurat.

Rencananya, ungkap dia, biaya yang disiapkan untuk membangun masjid terapung dan museum di Gedebage mencapai Rp 500 miliar. Dalam pertemuan dengan pihak museum di Makkah, papar Denny, untuk mewujudkan replika museum Nabi Muhammad dibutuhkan lahan seluas 2,5 hektare.

Denny memaparkan, dalam waktu dekat akan disiapkan draf kerja sama antara Pemprov Jabar dan Pengelola Museum Assalamualaika Ayyuhan Nabi. ''Nanti kami akan tanda tangani kerja sama dengan pihak museum,'' tambah Denny.

Kepala dan Pembina Museum Assalamualaika Ayyuhan Nabi Dr Naser bin Musfir Alzahrani mengapresiasi kebijakan Gubernur Jabar dalam merencanakan pembangunan replika museum Nabi Muhammad. Kata dia, Provinsi Jabar menjadi salah satu dari 30 lokasi pengembangan museum Nabi yang diusulkan beberapa negara.

Melalui museum dan replika museum itu, imbuh dia, akan disajikan informasi dalam bentuk audio dan visual tentang sejarah alam, Nabi Muhammad, dan Islam secara utuh. Dengan demikian, tutur dia, masyarakat akan mengetahui Islam secara kafah.

Gubernur Jabar Ahmad Heryawan menyatakan, rencana pembangunan replika museum tersebut sudah menjadi komitmen Provinsi Jabar. Menurut dia, Pemprov Jabar berkewajiban menyajikan informasi utuh terkait Islam kepada warganya.

Aher, panggilan akrab Ahmad Heryawan, menyatakan, kehadiran replika museum itu akan menjadi salah satu upaya memperkaya pemahaman warga tentang Islam dan Nabi Muhammad. ''Jika sudah memahami secara utuh, maka tidak akan ada penyimpangan mainstream yang selama ini mengganggu ketentraman dan kondusifitas,'' ujarnya. Menurut Aher, rencana kehadiran replika museum itu merupakan aspirasi warga sejak lama. Pihaknya berkewajiban mengabulkan permohonan itu.

Terpopuler