REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perencana Keuangan dari Tatadana Consulting, Eka Agustina mengatakan berhemat saat Ramadhan tiba harusnya sangat bisa dilakukan. Caranya dengan membuat susunan menu untuk berbuka dan sahur. Setelah menentukan daftar menu dan tahu kebutuhannya apa saja, saatnya membuat bujet untuk sahur dan buka.

Eka menyarankan begitu menerima gaji, pilah dan pilah mana pos wajib dan mana yang tidak. Pos wajib biasanya sudah terukur dan pasti. Misalnya membayar utang, biaya rumah, listrik. Sedangkan yang tidak terukur adalah biaya makan, berbuka dan sahur. “Tentukan mau berapa bujetnya, cukupkan mau tidak mau, cukupkan karena bulan depan ada lebaran,” ujarnya kepada Republika.co.id usai acara FUNancial Clinic dan Cooking Class di Modena Experience Center, di Jakarta, belum lama ini.

Berapa bujetnya? Menurutnya ini kembali ke pola makan masing-masing, tidak bisa disamaratakan. Karena kita yang paling tahu, kita paling cermat.

Setelah itu, penuhi kebutuhan, ambil yang diperlukan saja dan kontrol diri. Untuk belanja, ia menyarankan untuk membelinya di pasar tradisional. Jangan disupermarket. “Ibu-ibu kalau biasa belanja ke pasar tradisional dan supermarket itu terasa sekali bedanya,” ujarnya.

Menurutnya akan lebih enak kalau kita ke pasar sudah tahu apa yang mau dibeli, jangan latah. Itu juga akan mengurangi pemborosan karena beli barang yang tidak untuk dimasak. Misalnya ibu membeli bayam, padahal sebelumnya tidak ada ide beli bayam untuk apa. Akhirnya berakhir ditong sampah.

Untuk belanjanya bisa diatur, setiap minggu atau sepuluh hari sekali.

Ini bisa disesuaikan kita nyamannya seperti apa. “Kalau saya menyarankan pola tujuh hari kedepan, karena menu sudah disusun otomatis sudah tahu apa yang mau dibeli dan siasati bahan supaya awet hingga hari ketujuh. Misalnya beli tahu, godok, rendem air, masukan kulkas,” jelasnya.