Ramadhan, Saatnya Anda Berhenti Merokok

Rep: MGROL 68/ Red: Indira Rezkisari

Selasa 07 Jun 2016 09:13 WIB

Berhenti merokok bisa jadi agenda sehat Anda di Ramadhan ini. Foto: pixabay Berhenti merokok bisa jadi agenda sehat Anda di Ramadhan ini.

REPUBLIKA.CO.ID, Bulan Ramadhan adalah kesempatan besar untuk memulai kebiasaan yang sehat dan berhenti melakukan kebiasaan yang buruk, seperti merokok.

Ahmed Rahman merupakan seseorang yang berhasil berhenti merokok selama bulan Ramadhan dengan bantuan seorang konselor rokok di masjid utara London. Petugas lalu lintas yang berumur 36 tahun ini mengonsumsi rokok sebanyak 10 sampai 15 batang sehari selama 20 tahun.

"Kadang-kadang saya berhasil berhenti selama satu bulan, tapi setiap kali saya melihat seseorang dengan rokok di tangan mereka itu membuat saya ingin satu," katanya. "Akhirnya godaan  yang terlalu banyak dan aku mulai membakarnya lagi."

Istrinya sangat prihatin tentang kesehatannya dan menunjukkan kepadanya sebuah artikel di koran tentang kanker paru-paru dan infeksi dada. Ia memiliki dua anak, istrinya tidak ingin mereka terkena asap rokok sehingga ketika Ahmed ingin merokok ia harus keluar pergi ke taman. Pada tahun 2005, Ahmed mengatakan kepada seorang teman keluarga bahwa dia ingin berhenti merokok selama bulan Ramadhan. Hal itu dikarenakan ia berpikir bahwa ia bisa tidak merokok selama bulan puasa, tapi kenapa ia tidak bisa berhenti merokok untuk seterusnya.

Kemudian temannya menyarankan dia untuk menghubungi perawatan primer yang menjalankan kampanye anti-merokok untuk memberikan dukungan pada korban yang mencoba menyerah. Ada empat sampai lima sesi kelompok seminggu di masjid Ahmed. Mereka yang mendaftar harus berkomitmen untuk tidak merokok selama lima minggu.

"Beberapa minggu pertama sulit. Tidak makan atau minum apa pun selama hari sulit, tapi bagi saya tidak merokok lebih sulit."

Pada malam hari, Ahmed mengunyah permen karet nikotin setiap kali ia merasa seperti merokok.

"Berhenti merokok bukanlah sesuatu yang Anda bisa dilakukan dengan setengah hati," katanya. "Ada  pada awalnya ketika berkata pada diriku sendiri bahwa mengonsumsi beberapa batang rokok tidak ada salahnya, tapi aku tahu bahwa jika saya menyerah dan mengkonsumsi satu, aku akan merokok 15 hari lagi pada akhir pekan ini."

Jika dia memiliki hasrat merokok di siang hari, ia duduk di sebuah kafe dan membaca koran sampai dorongannya berlalu. Ahmed mengatakan alasan utama yang akhirnya berhasil membuatnya berhenti merokok adalah karena ia benar-benar ingin berhenti. Hal itu tentu tidak mudah. Setelah empat minggu ia baru bisa berhenti menggunakan permen karet nikotin.

“Saya bangga untuk mengatakan bahwa saya tidak merokok sejak Ramadhan dua tahun lalu.”

Ahmed mengaku sejak berhenti merokok ia bisa melakukan latihan fisik tanpa terengah-engah dan merasa kepalanya lebih enteng. Istrinya pun benar-benar bangga kepada Ahmed

“Itu bagus berarti saya tidak harus pergi ke luar dan kedinginan hanya untuk merokok," ujar Ahmed, dikutip dari laman NHS.

Terpopuler