REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aceh telah ditetapkan sebagai salah satu destinasi wisata halal di Indonesia. Label itu membuat Provinsi Aceh terus mencari terobosan untuk menarik minat wisatawan berkunjung ke Serambi Makkah itu.
Menyambut bulan suci Ramadhan, Provinsi Aceh menghelat Wonderful Ramadan In Aceh. ”Kami menggelar lomba terkait Ramadhan, untuk memantik wisatawan di bulan suci ini,” ujar Kepala Dinas Pariwisata Aceh, Reza Pahlevi dalam keterangannya, Senin (6/6). Peserta lomba, kata dia, adalah Warga Negara Indonesia yang berdomisili di Aceh dengan menunjukkan fotokopi KTP.
”Kita akan genjot ini di dunia maya, sama halnya dengan teknik yang digenjot oleh pak Menteri Pariwisata Arief Yahya yakni strategi POSE. Aceh kini terus berkembang menjadi lokasi wisatawan halal. Bahkan masjid Jami Aceh saja sudah banyak didatangi wisatawan, hanya ingin melihat masjidnya saja. Ini kita harus jaga terus dengan berbagai teknik,” ungkapnya.
Menurut Reza, peserta harus memiliki akun Instagram dan Youtube. Karya video yang dikirimkan bersifat orisinil, tidak mengambil atau menjiplak buatan orang laon, tidak "mencuri" hasil kerja orang lain baik sebagian maupun keseluruhan. Selain itu, kata dia, karya juga tidak mengandung unsur SARA (suku, agama, ras, dan antar golongan) dan pornografi.
Satu peserta, kata dia, hanya boleh mengunggah satu karya dengan durasi 2-3 menit sudah termasuk opening dan closing, Video yang diambil menggunakan kamera smartphone, DSLR, Mirrorless, dan sejenisnya dengan format full HD 1080x1920. Selainitu, wajib upload video di Instagram berdurasi 1 menit (potongan dari video lengkap), dan video lengkap di upload ke akun Youtube masing-masing peserta dengan syarat link Youtube dicantumkan saat upload di Instagram.
Para peserta,lanjut dia, harus follow dan tag akun Instagram @atwitlovers dan @disbudpar_aceh serta dengan tagar #thelightofaceh #halaltourism #RamadhandiAceh. Reza menambahkan, para peserta diperbolehkan menggunakan materi berupa musik atau lagu milik orang lain dalam karya videonya, namun harus seizin pemilik/free copyright, karya video menceritakan tentang suasana dan kegiatan Ramadhan di Aceh, karya video pemenang akan menjadi hak milik panitia dan dapat digunakan untuk publikasi pariwisata.
”POSE adalah paid media, own media, sosial media dan endorser. Semua sudah kami maksimalkan, dan kami akan genjot ini juga di sisi sosial media. Karena ini adalah bagian dari perjuangan kami mengangkst aceh menjadi wisata Halal di dunia,” kata Reza.
Reza menambahkan, penentuan pemenang berdasarkan penilaian juri dan tentunya dengan kriteria. "Nanti kita lihat kesesuaian dengan tema, pesan yang disampaikan dan teknik pengambilan gambar dan editing, Aceh hars terus mendunia salah satunya dengan menggunakan sosial media,” ujar Reza.
Menpar Arief Yahya gembira dengan inisiatif yang dilakukan Aceh untuk mempopulerkan Ramadhan dengan aktivitas sosial media ini. Menurut dia, ada tiga poin yang bisa diambil manfaat dari event yang mereka gulirkan itu. "Pertama, mempopulerkan Aceh sebagai Halal Destination! Kedua, mempromosikan Aceh melalui media sosial. Ketiga, menjadikan Ramadan sebagai momentum untuk mengambil point branding Aceh," kata Arief Yahya.