ICMI Apresiasi Bermulanya Ramadhan yang Serempak

Red: Indira Rezkisari

Senin 06 Jun 2016 15:26 WIB

Jafar Hafsah Foto: Antara/Reno Esnir Jafar Hafsah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) mengapresiasi bermulanya Ramadhan yang serempak tahun ini. ICMI menilai umat Islam Indonesia bisa dengan mudah bersatu selama mau saling menghormati.

"Kami mengapresiasi kebersamaan yang terjadi di awal Ramadhan tahun ini, dimana seluruh umat Islam serempak dalam melaksanakan awal puasa meski berbeda metode penentuannya. Ini jelas menunjukkan, bahwa umat Islam itu bisa dengan mudah bersatu tak hanya dalam soal awal Ramadhan atau Syawal saja namun juga dalam masalah penting lainnya," kata Sekretaris Jenderal ICMI, Dr. Ir. Mohammad Jafar Hafsah dalam siaran persnya, Senin (6/6).

Menurut Jafar, perbedaan metode jelas tak dapat dihindari. Keputusan pemerintah tentang hari pertama Ramadhan ini menggunakan dua metode yang digunakan NU dan Muhammadiyah yaitu metode hisab dan rukyat sudah tepat. "Kedua metode ini digunakan untuk saling melengkapi dan menyempurnakan satu sama lain," kata Jafar.

Karena itu menurutnya, kebersamaan ini merupakan momentum tepat untuk membangun rasa saling menghormati dan toleransi di berbagai bidang kehidupan. Jafar juga mengharapkan Ramadhan tahun ini semua sikap positif tersebut sudah mulai terbangun,

"Hal yang sangat penting adalah, agar mereka yang terpaksa tidak berpuasa karena alasan perbedaan keyakinan atau sebab-sebab khusus tetap menghormati mereka yang melaksanakan ibdaha puasa dengan tidak "Show of Force" di hadapan mereka yang berpuasa," tegas Jafar.

Sesama anak bangsa juga harus menyadari banyak di antara sesama warga bangsa, yang menjalani puasa, tapi juga ada sebagian mereka yang karena keyakinannya, atau karena satu dan lain hal, tidak menjalani puasa. Karena itu menurut Jafar, dengan bertoleransi dan saling menghormati, maka kesucian bulan Ramadhan bisa dijaga.

"Kemudian kepada pengusaha tempat hiburan, pengelola media massa, serta pengguna sosial media agar tidak menampilkan hal-hal yang provokatif ataupun berbau pornografi, sehingga menciptakan suasana yang kondusif selama Ramadan," katanya.

Jafar turut meminta umat Islam tidak menampilkan tindakan yang anarkis terhadap mereka yang tidak berpuasa seperti penyisiran secara liar atau tindakan anarkis lainnya.

Terpopuler