Jelang Ramadhan, Harga Daging Sapi Naik

Red: M Akbar

Ahad 05 Jun 2016 17:47 WIB

 Pedagang memotong daging sapi di Pasar Senen, Jakarta, Senin (9/5). (Republika/Agung Supriyanto) Foto: Republika/Agung Supriyanto Pedagang memotong daging sapi di Pasar Senen, Jakarta, Senin (9/5). (Republika/Agung Supriyanto)

REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK -- Harga daging sapi di sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Lebak, Banten, sejak dua hari terakhir menjelang Ramadhan 1437 Hijriah naik hingga Rp130.000 dari sebelumnya Rp120.000 per kilogram.

"Kami bingung kenaikan daging sapi itu karena pasokan melimpah," kata Siti Samsiah, seorang konsumen warga Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Ahad (5/6).

Melonjaknya daging sapi itu tentu sangat disesalkan karena pasokan hewan ternak besar tersebut melimpah. Kemungkinan kenaikan harga daging sapi itu dimanfaatkan oleh pedagang akibat permintaan konsumen cenderung meningkat. Karena itu, pihaknya berharap pedagang tidak menaikkan harga sembarangan.

"Kami minta pedagang itu tidak menjadikan kesempatan jelang Ramadhan dinaikkan karena permintaan konsumen meningkat," ujarnya.

Begitu juga Samsudin, seorang konsumen di pasar Rangkasbitung mengaku dirinya mengeluhkan kenaikan harga daging sapi hingga menembus Rp130.000 per kilogram.

Kenaikan itu, kata dia, sepihak karena pemerintah daerah menjamin tidak akan terjadi lonjakan harga daging sapi. Saat ini, menjelang Ramadhan permintaan daging di pasaran cenderung meningkat. "Kami berharap pemerintah daerah dapat mengantisipasi harga daging sapi itu," ujarnya.

Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Lebak Orok Sukmana mengatakan pihaknya tidak berbuat banyak untuk mengendalikan harga daging sapi untuk kebutuhan menjelang Ramadhan.

Sebab, kenaikan harga daging sapi itu akibat tingginya permintaan konsumen. Namun, pihaknya akan berkoordinasi dengan Perum Bulog untuk menggelar operasi pasar (OP).

"Kami berharap daging sapi selama Ramadhan menjamin Rp85.000 per kilogram dengan menggelar OP dengan melibatkan Perum Bulog," ujarnya.

Terpopuler