Mengapa Perlu Saling Memaafkan Sambut Ramadhan, Ini Jawabannya

Red: Karta Raharja Ucu

Ahad 05 Jun 2016 17:05 WIB

Saling memaafkan  (ilustrasi) Foto: Republika/Prayogi Saling memaafkan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- MUI Kota Palu, Sulawesi Tengah mengimbau kepada seluruh umat Islam di daerah tersebut untuk saling maaf-memaafkan dalam menyambut Ramadhan.

Ketua MUI Kota Palu Prof Zainal Abidin menyatakan datangnya Ramadhan perlu disambut dengan kegembiraan oleh umat Islam di daerah tersebut dengan saling maaf memaafkan antarsesama manusia. "Saling maaf-memaafkan akan lebih mengurangi beban sosial seorang Muslim serta memperkuat silaturahim antarsesama Muslim ataupun dengan nonmuslim," katanya di Palu, Ahad (5/6).

Menurut Zainal Abidin, maaf-memaafkan dalam menyambut Ramadhan tidak hanya dilakukan antarsesama pemeluk agama atau sesama Muslim melainkan antarsesama manusia. Bahkan, sebut dia, umat Muslim perlu menyampaikan permohonan maaf atau memaafkan mereka yang non-Muslim jika dalam kehidupan sosial terdapat kekhilafan dalam ucapan dan tindakan.

Hal itu agar hubungan antarsesama pemeluk agama dapat terjalin dengan baik, sehingga tidak ada kecurigaan yang berujung pada keretakan hubungan antarsesama pemeluk agama. "Menyampaikan maaf dan memaafkan tidak hanya dilakukan oleh dan kepada orang yang seaqidah, melainkan harus dilakukan kepada orang tidak seaqidah bila ada kesalahan dan kehilafan dalam kehidupan sosial," kata dia.

Dikatakannya, umat Islam perlu untuk melakukan hal-hal yang memberikan dampak terhadap peningkatan keimanan dan ketaqwaan, serta menghindari hal-hal yang dapat mengurangi nilai ibadah. Karena itu, pada Ramadhan, umat Islam yang melaksanakan ibadah puasa jangan mempertentangkan atau memperdebatkan hal-hal yang tidak substansif dalam Islam karena dapat mengurangi nilai ibadah.

"Sebaiknya dihindari atau menghindari kegiatan-kegiatan yang dapat mengurangi nilai dan pahala ibadah dalam bulan Ramadhan, fokuslah melaksanakan kegiatan positif," ucap dia.

Terpopuler