Harga Daging dan Ayam Potong Melambung di Lampung

Rep: Mursalin Yasland/ Red: Angga Indrawan

Ahad 05 Jun 2016 16:31 WIB

Daging ayam yang dijual di pasar tradisional. Foto: Republika/Wihdan Hidayat Daging ayam yang dijual di pasar tradisional.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Sehari sebelum Ramadhan 1437 H, harga daging sapi dan ayam potong di pasar-pasar tradisional Kota Bandar Lampung, melambung tinggi. Pendagang menjual daging sapi seharga Rp 120 ribu per kg sedangkan ayam Rp 40 ribu per potong.

Suasana pasar Pasar SMEP dan Pasar Pasir Gintung Bandar Lampung, tampak ramai dan padat pada Ahad (5/6). Keramaian terjadi pada penjualan ayam potong dan lapak daging sapi. Pedagang daging sapi dan ayam potong membuka lapak di pinggir Jalan Imam Bonjol, untuk memudahkan pembeli.

Kebiasaan warga di kota itu, sehari menjelang bulan puasa, warga berduyun-duyun memadati pasar membeli kebutuhan pangan untuk kebutuhan selama Ramadhan. Para ibu rumah tangga memburu daging sapi dan ayam potong, untuk dimasak persiapan beberapa puasa.

“Biasanya kalau hari pertama banyak yang tidak jualan, jadi kami biasa stok daging atau ayam potong untuk lauk puasa,” ujar Nina, ibu rumah tangga di Kemiing.

Tingginya harga daging sapi mencapai Rp 120 ribu per kg, ternyata tidak menyurutkan warga membelinya. Meski lapak jualan daging sapi di kota itu lebih sedikit dibandingkan pada Ramadhan tahun lalu, namun pembeli juga masih tampak ramai.

“Sekarang yang jual daging sapi potong segar sudah berkurang, karena dari rumah potongnya sudah naik. Kalau puasa tahun lalu, masih banyak yang jual daging sapi,” kata Yanto, salah seorang penjual daging sapi potong di Pasar Pasir Gintung.

Kepadatan warga terpantau di penjualan ayam negeri dan ayam kampung. Penjual sengaja membawa ayam hidup untuk dipotong langsung ditempat dan dikuliti. Warga bebas memilih ayam hidup yang mau dibeli, dan pedagang bersedia memotong dan mengulitinya.

“Kalau langsung beli ayam masih hidup lebih enak karena ketahuan ayamnya masih baru dipotong. Tapi kalau beli ayam yang sudah dipotong khawatir sudah lama atau ayam mati kemarin atau ayam tiren,” kata Ida, ibu rumah tangga di Sumber Agung.

Terpopuler