REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Guru Besar Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Prof Dr Yunahar Ilyas mengungkapkan, Ramadhan hanya datang setahun sekali. Tak jarang ada umat Islam yang lupa akan perkara-perkara fikih pada bulan ini.
Karena itu, salah satu persiapan yang perlu dilakukan menjelang Ramadhan ialah mengingat kembali hukum-hukum fikih terkait ibadah-ibadah pada bulan ini. "Panitia Ramadhan perlu menjelaskan lagi fikih puasa. Intinya ada dua, fikih puasa dan shalat malam, dan ibadah-ibadah yang lain," ungkap Prof Dr Yunahar Ilyas kepada Republika, Rabu (25/5).
Persiapan ruhiyah selanjutnya yang harus dipersiapkan adalah jiwa yang bersih dari berbagai penyakit hati. Karena itu, Yunahar mengatakan, sebelum memasuki bulan suci Ramadhan, keluarga hendaknya saling bermaafan. Selanjutnya, Ramadhan juga menjadi ladang amal bagi orang-orang yang aktif dalam kegiatan masjid.
Para pengurus masjid hendaknya menyambut bulan ini dengan sukacita sebab akan semakin banyak umat Muslim datang dan beribadah ke masjid. Masjid-masjid hendaknya dibersihkan dan diperbaiki untuk memastikan para jamaah dapat beribadah dengan nyaman.
Bagi Pimpinan Ihaqi Ustaz Erick Yusuf, mempelajari kembali perkara-perkara fikih Ramadhan tak hanya berfungsi untuk mengingat kembali aturan-aturan dalam menjalankan ibadah. Ini juga berfungsi untuk menambah motivasi umat Muslim dan mengurangi fluktuasi semangat dalam beribadah.
Kurangnya ilmu akan dapat menurunkan motivasi sehingga umat Islam terjebak pada tren-tren Ramadhan, seperti ibadah dan buka bersama di awal Ramadhan. Tanpa adanya pengetahuan dan pemahaman yang benar, tren itu akan dengan mudah melemah.
Rasa malas timbul pada hari-hari berikutnya sehingga menghalangi berbagai keberkahan pada bulan itu. Memasuki Ramadhan juga sering kali memerlukan proses adaptasi.
Karena itu, bagi Ustaz Erick Yusuf, salah satu persiapan menuju Ramadhan ialah melakukan latihan. Sebelum Ramadhan, umat Islam disarankan untuk memulai amalan-amalan yang nantinya akan ditemui di bulan suci, misalnya Tahajud, membaca Alquran, dan ibadah-ibadah lainnya. Selain itu, persiapan ruhiyah juga perlu didukung dengan kesiapan mental.
"Siap-siap dari sekarang, lebih banyak bersabar, lebih banyak menahan kekesalan setiap harinya," ujar dia. Dengan adanya persiapan-persiapan tersebut, umat Islam diharapkan dapat memasuki bulan Ramadhan dengan penuh kekhusyukan.
Dalam kondisi ini, Ramadhan akan menjadi bulan muhasabah kolektif bagi umat Islam. Pada bulan ini setiap individu hendaknya melakukan interospeksi diri lebih mendalam.
Ramadhan juga menjadi masa untuk melakukan evaluasi besar-besaran dalam keluarga dan masyarakat. "Kita silaturahim lagi. Kita sahur dengan keluarga, kita bisa silaturahim dengan teman, dengan tetangga. Bagaimana kita gunakan Ramadhan ini untuk evaluasi besar untuk memperbaiki hubungan dalam kehidupan kita," kata Ustaz Erick.