Tradisi Marandang Jalan Terus Meski Harga Daging Sapi Melambung

Red: Ani Nursalikah

Sabtu 04 Jun 2016 22:23 WIB

Rendang adalah makanan khas Sumatra Barat yang dimasak dengan cara ungkep di api kecil. Foto: Republika/Yasin Habibi Rendang adalah makanan khas Sumatra Barat yang dimasak dengan cara ungkep di api kecil.

REPUBLIKA.CO.ID, PAINAN -- Sejumlah warga di Kecamatan Bayang, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatra Barat (Sumbar), melakukan tradisi marandang atau memasak rendang jelang Ramadhan pada Sabtu (4/6).

"Ini sudah tradisi. Marandang dilakukan untuk menu saat sahur dan berbuka pertama pada Ramadhan," kata warga setempat, Naimat (52 tahun) di Kecamatan Bayang, Pesisir Selatan.

Ia menambahkan rendang yang dimasak pada Sabtu itu juga akan dijadikan sebagai menu makanan dalam kegiatan syukuran menyambut Ramadhan. "Kami akan syukuran atau mandoa pada Ahad (5/6) sebagai rasa syukur memasuki bulan suci Ramadhan," ujarnya.

Kegiatan itu sekaligus untuk menjalin silaturahim dengan tetangga sekitar tempat tinggal agar puasa yang dijalani nanti berkah. Ia menyebutkan walaupun harga daging di Pasar Baru Bayang tidak stabil, yakni Rp 120 ribu per kilogram pada pagi hari dan kemudian menjadi Rp 150 ribu per kilogram pada siang dan sore hari, sebagian besar warga di daerah itu tetap melakukan tradisi marandang.

"Kenaikan harga daging diprediksi karena banyak permintaan dari warga setempat," ujarnya.

Senada dengan hal itu, warga lainnya Yusnida (60) mengatakan sebagian besar warga memang selalu melakukan tradisi marandang untuk menyambut bulan suci Ramadhan. Warga Kecamatan Bayang, Owi (23) mengatakan kalau tidak makan daging di awal Ramadhan, rasanya ada yang kurang dan tidak nikmat.

"Rendang merupakan makanan terlezat bagi saya dan mungkin juga dunia," tambah dia.

Terpopuler