REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masyarakat dapat meningkatkan toleransi dan tenggang rasa selama Ramadhan. Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin yakin tidak perlu ada sweeping agar warga yang berbeda dapat saling menghormati.
Lukman menyatakan sweeping merupakan tindakan pemaksaan. Pada Ramadhan beberapa tahun lalu, sejumlah orang melakukan sweeping warung-warung yang buka pada siang hari. Mereka memaksa warung itu untuk tutup.
Menurut Lukman, tahun lalu sudah tidak ada aksi serupa. Karena itu, dia berharap hal tersebut berulang pada Ramadhan tahun ini. "Semua harus lebih mendahulukan toleransi dan tenggang rasa terhadap pihak-pihak lain, jangan menempuh cara instan apalagi kekerasan," ujar dia usai acara #kopdarmenag dengan netizen di Rumah Dinas Menteri Kompleks Widya Chandra Senayan, Jakarta, Sabtu (4/6).
Baca: Lapan akan Akomodir Metode Rukyatul Hilal dan Hisab
Menag mengajak masyarakat, baik yang berpuasa maupun tidak, saling menghormati selama Ramadhan. Kementerian Agama akan melakukan prosesi rukyatul hisab atau pemantauan hilal untuk menentukan 1 Ramadhan 1437 Hijriah pada Ahad (5/6) sore atau menjelang maghrib.
Prosesi itu untuk mengonfirmasi hisab. Berdasarkan perhitungan hisab yang dilakukan oleh Muhammadiyah, 1 Ramadhan 1437 Hijriah akan jatuh pada Senin, 6 Juni 2016.
Hasil pemantauan hilal di 33 lokasi akan dimusyawarahkan dalam sidang isbat. Sidang akan melibatkan ulama, kyai, tokoh-tokoh ormas Islam, akademisi, ahli ilmu falak, ahli astronomi, dan perwakilan negara sahabat.
"Pada sore hari menjelang maghrib, tidak hanya dilihat dari tanah air tapi juga dari seluruh dunia, posisi hilal seperti apa," kata Lukman.