REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengajak masyarakat untuk saling menghormati selama bulan Ramadhan. Warga yang tidak berpuasa menghormati Muslim yang sedang menjalani ibadah. Sebaliknya, umat Islam yang berpuasa juga memenuhi hak-hak mereka yang tidak berpuasa.
"Jadi harus ada toleransi, saling menghargai, saling menghormati perbedaan yang ada pada pihak lain," kata Lukman usai acara #kopdarmenag dengan netizen di Rumah Dinas Menteri Kompleks Widya Chandra Senayan, Jakarta, Sabtu (4/6).
Idealnya, Lukman mengatakan, penghormatan terhadap umat Islam yang menjalankan ibadah puasa memang dapat dilakukan dengan cara tidak membuka warung atau tempat makan. Namun, penutupan warung harus mempertimbangkan berbagai hal.
Pertama, penghormatan terhadap mereka yang tidak berpuasa. Keberadaan warung untuk memenuhi kebutuhan sesama warga bangsa yang tidak sedang berpuasa. "Tidak semua warga bangsa ini wajib berpuasa, tergantung agama yang dianutnya," kata dia.
Bahkan, Lukman melanjutkan, tidak semua Muslim berpuasa. Ada halangan yang membuat umat Islam diperbolehkan tidak berpuasa seperti sedang perjalanan sebagai musafir, sakit, perempuan yang sedang menyusui, hamil, atau menstruasi.
Kedua, usaha warung sebagai mata pencaharian. Penutupan warung selama satu bulan akan mempengaruhi penghasilan pemilik warung.
"Maka kita harus tenggang rasa dan punya empati agar dia dapat menafkahi keluarganya," ujar Lukman.
Namun, Lukman mengingatkan, pembukaan warung juga harus menghormati Muslim yang beribadah puasa. Pemilik harus arif dan bijaksana agar tidak seluruh warung dibuka. Sebagian besar bagian warung atau rumah makan harus ditutup sehingga yang berpuasa bisa melakukan ibadahnya dengan nyaman.
Berdasarkan perhitungan hisab yang dilakukan oleh Muhammadiyah, 1 Ramadhan 1437 Hijriah akan jatuh pada Senin, 6 Juni 2016. Kementerian Agama akan melakukan prosesi rukyat melalui pemantauan hilal untuk mengonfirmasi hisab itu pada Ahad (5/6) sore atau menjelang maghrib.