Kemenag Amati Hilal di 33 Titik

Rep: Ratna Puspita/ Red: Ani Nursalikah

Sabtu 04 Jun 2016 18:38 WIB

Perukyat menggunakan teleskop saat pemantauan hilal untuk menentukan 1 Ramadhan di Observatorium As-Salam, Sukoharjo, Jawa Tengah. Foto: Antara/Andika Betha/ca Perukyat menggunakan teleskop saat pemantauan hilal untuk menentukan 1 Ramadhan di Observatorium As-Salam, Sukoharjo, Jawa Tengah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Agama (Kemenag) akan menggelar sidang isbat untuk menentukan 1 Ramadhan 1437 Hijriah pada Ahad (5/7) sore. Kemenag sudah menempatkan petugas di 33 titik pengamatan hilal.

Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengatakan petugas melakukan pemantauan hilal di berbagai daerah di Indonesia. "Sumatra di ujung barat, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, bahkan Papua," kata dia usai acara #kopdarmenag dengan netizen bertema Memaknai Cinta di Jakarta, Sabtu (4/6).

Data Kemenag menyebutkan ada 10 titik pemantauan hilal di Pulau Sumatra, enam di Pulau Jawa, empat di Pulau Kalimantan, enam di Sulawesi, dua di Ambon, dan dua di Papua. Kemenag juga memantau masing-masing satu lokasi di Bali, NTB, dan NTT. "Misalnya, Jakarta di Tanjung Priok," kata Lukman.

Menurut Menag, prosesi sidang isbat akan dimulai dengan para petugas memaparkan posisi hilal pada Ahad sore atau menjelang maghrib. "Apakah ada yang melihat atau tidak," kata dia.

Selanjutnya, para peserta sidang isbat akan memusyawarahkan dan memutuskan kapan 1 Ramadhan. Peserta sidang akan membahas berbagai hal, termasuk kondisi langit ketika pemantauan.

Namun, Lukman memastikan, sidang akan memutuskan 1 Ramadhan kalau ada satu saja petugas yang melihat dan melaporkan keberadaan hilal. "Semua petugas sudah disumpah dan mereka berpengalaman melihat hilal," ujar dia.

Lukman menambahkan sidang isbat akan berlangsung tertutup seperti penyelenggaraan tahun-tahun sebelumnya. Kemenag juga akan mengundang seluruh ormas Islam, termasuk Muhamamdiyah. "Muhammadiyah selalu hadir dalam sidang isbat," kata dia.

Muhammadiyah sudah menetapkan 1 Ramadhan 1437 Hijriah pada Senin, 6 Juni 2016. Menag tidak ingin berpolemik mengenai penetapan tersebut. Menurut dia, dua metode bakal saling melengkapi.

Lukman menjelaskan, perhitungan hisab sudah jelas, yaitu Ramadhan pada Senin pekan depan. Tapi, pemerintah selalu memiliki tradisi mengonfirmasi hasil perhitungan hisab melalui rukyat. "Supaya dua metode ini dilakukan bersama-sama untuk saling melengkapi dan menyempurnakan," ujar dia.

Terpopuler