Jika Ada Perbedaan Awal Ramadhan, JK: Hadapi dengan Bijaksana

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Bayu Hermawan

Sabtu 04 Jun 2016 06:05 WIB

Peluncuran Program DMI. Wakil Presiden Jusuf Kalla memberikan arahan saat peluncuran progam Dewan Masjid Indoensia (DMI) di Masjid Istiqlal, Jakarta, Sabtu (28/5). Foto: Republika/ Wihdan Peluncuran Program DMI. Wakil Presiden Jusuf Kalla memberikan arahan saat peluncuran progam Dewan Masjid Indoensia (DMI) di Masjid Istiqlal, Jakarta, Sabtu (28/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) meminta masyarakat untuk bersikap bijak jika terdapat perbedaan awal Ramadhan antarumat Islam di Indonesia. Seharusnya, perbedaan tersebut tak dijadikan sebagai masalah.

"Hadapi dengan bijaksana, enggak ada soal," katanya.

Lebih lanjut, JK mengatakan sejak dahulu memang terdapat perbedaan pandangan terkait hisab dan rukyat. Namun, perbedaan pandangan tersebut tak membuat terjadinya masalah di Indonesia. Ia pun meyakini kerukunan antarumat Islam akan tetap terjaga.

"Tapi itu kita mengalaminya juga sekian lama tapi tidak apa-apa. Karena itu ibadah soalnya, ibadah itu susah saya berusaha untuk mengkompromikannya. Lebih banyak juga pihak juga tidak setuju dikompromikan," jelasnya.

Sebelumnya, MUI Pusat memperkirakan satu Ramadhan 1437 Hijriah berpotensi sama antara PP Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama dengan pemerintah, yakni Senin (6/6).

"Sudah bisa diperkirakan awal puasanya sama pada Senin 6 Juni," ujar Ketua Umum MUI Pusat KH Ma'ruf Amin di Surabaya, Jumat (3/6).

Menurutnya, potensi tidak ada perbedaan awal Ramadhan antarumat Islam di Indonesia karena posisi hilal sudah tinggi atau di atas dua derajat. Sehingga sangat besar kemungkinan pada saat Rukyatul Hilal mendatang sudah tampak.

Meski tidak ada potensi perbedaan, kata dia, namun Pemerintah Pusat dan sejumlah Ormas Islam di Tanah Air belum memiliki kesepakatan terkait penentuan awal Ramadhan, Idul Fitri dan Idul Adha mendatang.

Sementara itu, sidang Isbat akan digelar pada Ahad (5/6) mendatang, untuk menentukan awal Ramadhan dengan menggelar Rukyatul Hilal di beberapa titik se-Tanah Air.

Kendati demikian, ia berharap sama atau tidaknya awal Ramadhan tak dijadikan sebagai perbedaan pendapat yang harus diperdebatkan, justru semakin memperkuat Ukhuwah Islamiyah antarumat.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah sendiri telah terlebih dahulu mengeluarkan Maklumat NOMOR:01/MLM/I.0/E/2016 tentang Penetapan Hasil Hisab Ramadhan, Syawal, dan Zulhijah 1437 Hijriah.

Dalam maklumat yang ditandatangani Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir dan Sekretaris Umum Abdul Mu'ti tersebut, awal Ramadhan adalah 6 Juni 2016. Untuk Hari Raya Idul Fitri atau 1 Syawal 1437 Hijriah akan jatuh pada Rabu, 6 Juli 2016, dan Idul Adha bertepatan pada Senin, 12 September 2016.

Terpopuler