REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Harga kebutuhan pokok di pasar tradisional, Kabupaten Garut, Jawa Barat, sudah mulai terjadi kenaikan mencapai 30 persen menjelang bulan Ramadhan.
"Hasil inspeksi mendadak beberapa kebutuhan pokok di pasar tradisional sudah terjadi kenaikan mencapai 30 persen," kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Garut Wawan Nurdin usai inspeksi mendadak di Pasar Guntur, Garut, Jumat (3/6).
Ia menuturkan kenaikan harga tersebut seringkali terjadi karena meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap pangan menjelang Ramadhan.
Meskipun terjadi kenaikan harga dan peningkatan kebutuhan pangan, kata Wawan, persediaan barang dipastikan aman untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di Garut.
"Memang bahan-bahan pokok sembako ada kenaikan, tapi insya Allah stoknya akan aman," kata Wawan.
Selain memantau harga kebutuhan pokok masyarakat, petugas juga mendatangi swalayan untuk memeriksa kadaluarsa makanan.
Petugas dari Disperindag itu memeriksa kondisi batas waktu makanan kaleng, kemudian memeriksa daging sapi yang dijual di Pasar Swalayan Ramayana. Petugas mencurigai kondisi daging sapi yang dijual jauh lebih murah dibandingkan harga di pasaran tradisional.
"Daging sapi di swalayan ternyata lebih murah Rp88 ribu kalau di pasar sampai Rp115 ribu, ternyata pihak swalayan mensubsidinya," kata Wawan.
Sementara itu, beberapa kebutuhan pokok yang terjadi kenaikan harga yakni daging ayam dari Rp28 ribu sudah menembus Rp32 ribu per kilogram. Selanjutnya telur ayam dari Rp18 ribu menjadi Rp22 ribu per kilogram, sementara untuk daging sapi di kisaran Rp110 ribu per kilogram.
Sejumlah harga cabai masih bertahan tinggi yakni cabai merah gepeng seharga Rp35 ribu, cabai merah keriting Rp12 ribu, cabai rawit hijau Rp12 ribu, dan cabai rawit merah Rp14 ribu per kilogram.
Harga lainnya yakni gula pasir masih bertahan tinggi kisaran Rp15 ribu sampai Rp16 ribu per kilogram, untuk minyak curah Rp12 ribu per kilogram dan tepung terigu Rp7.500 per kilogram.