Jelang Ramadhan, Peziarah Mulai Ramai Kunjungi Taman Pemakaman

Rep: Issha Harruma/ Red: Andi Nur Aminah

Jumat 03 Jun 2016 15:00 WIB

Peziarah berdoa di depan makam sanak saudaranya. Foto: ANTARA/Foto Raisan Al Farisi/ca Peziarah berdoa di depan makam sanak saudaranya.

REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Beberapa hari menjelang Ramadhan, sejumlah taman pemakaman umum (TPU) di kota Medan mulai ramai dikunjungi warga. Para peziarah ini tidak hanya datang dari Medan namun juga dari luar kota.

Seperti yang tampak di TPU Jalan Halat, Medan Area. Seorang peziarah, Basirah (63) mengatakan, rela datang jauh-jauh dari rumahnya di Binjai demi berkunjung dan berdoa di makam ibunya. Ia pun datang bersama adiknya Seniyem (59) dengan menggunakan angkutan umum.

"Tiap tahun selalu kemari. Demi ibu enggak apa-apalah jauh-jauh. Namanya sekali setahun kan," kata Basirah saat ditemui Republika.co.id, Jumat (3/6).

Meski tak terlalu ramai, puluhan peziarah tampak silih berganti datang ke TPU tersebut. Seorang pengurus makam, Umar (53) mengakui bahwa jumlah peziarah pada tahun ini memang tidak sebanyak tahun lalu.

Para peziarah, lanjutnya, ramai berkunjung di waktu pagi dan sore hari. Mereka pun datang dari berbagai daerah, bukan hanya di Sumut tapi juga dari pulau Jawa. "Kemarin lebih sepi lagi. Hari inilah mulai agak ramai. Mungkin Sabtu agak lumayan nanti karena orang yang kerja kan libur, Minggu juga libur semua," kata Umar.

Menurut Umar, berkurangnya peziarah yang datang pada tahun ini disebabkan oleh kondisi ekonomi masyarakat yang memang sedang sulit saat ini. Hal ini, lanjutnya, salah satunya terlihat dari berkurangnya sumbangan sukarela yang diberikan peziarah kepada pengurus makam.

"Kan ziarah ini butuh biaya juga. Ada pengurus makam yang bilang, biasanya dapat Rp 50 ribu untuk bersihin makam, tapi sekarang cuma Rp 10 ribu," ujar Umar.

Pemandangan yang sama terlihat di Kuburan Mandailing Sei Mati di Jalan Brigjen Katamso, Medan Maimun. Di pemakaman ini, puluhan orang tampak berdoa di sekitar makam keluarganya. Deretan sepeda motor milik peziarah pun tampak memenuhi parkiran yang ada di pemakaman tersebut. Begitu juga dengan mobil-mobil yang diparkirkan di pinggir jalan di luar kompleks pemakaman.

Seorang peziarah, Taing Lubis (63) mengaku, mengunjungi dan berdoa di makam merupakan tradisi keluarganya menjelang Ramadhan. "Sekali setahun ziarah ke sini, pas jelang puasa inilah. Nengokin kuburan ayah sama mamak," kata Taing.

Salah seorang pengurus makam, Salim (58) juga mengakui bahwa tahun ini, warga yang datang berziarah memang berkurang. "Padahal ini dua hari lagi tapi masih termasuk sepi. Mungkin lebih ramai hari Sabtu besok atau Minggu nanti. Biasanya hari terakhir (sebelum Ramadhan) lebih ramai," kata Salim yang bertugas menjaga, membersihkan dan menggali makam tersebut.

Salim yang telah bertugas lebih dari 20 tahun ini menyebutkan, ada 4.899 makam di taman pemakaman Mandailing Sei Mati. Seluruh makam itu, lanjutnya, telah diberikan nomor untuk pendataan dan memudahkan peziarah mencari makam keluarganya. "Ada iuran Rp 5 ribu per bulan. Kalau mau bayar, tinggal sebut nomor. Itu untuk uang kebersihan dan erawatan makam," ujar dia.

Mulai ramainya peziarah yang datang ini ikut berdampak pada warga sekitar yang mendadak menjadi pedagang bunga. Beberapa pondok kecil didirikan sementara waktu sebagai lapak untuk berjualan bunga dan air untuk makam.

Salah satu pedagang, Sri Hartini (56) mengaku memanfaatkan momen jelang Ramadhan ini untuk mencari pemasukan tambahan bagi keluarganya. "Biasanya hari terakhir yang ramai. Tapi ini dua hari lagi masih sepi. Bahkan kemarin dua hari, enggak ada laku. Hari ini, sampai siang ini, udah laku tiga," katanya.

Terpopuler