REPUBLIKA.CO.ID, SOLO --- Sejumlah pedagang kebutuhan pokok di Pasar Gede mengeluh lantaran sepinya pembeli. Meski jelang memasuki bulan puasa, namun aktivitas jual beli di salah satu pasar terbesar di kota Surakarta itu tak begitu ramai. Pedagang mensinyalir kondisi tersebut lantaran berbenturan dengan persiapan Penerimaan Peserta Didik Baru 2016 di sekolah-sekolah di Surakarta.
"Pembelinya sepi, paling juga langganan untuk jual lagi. Soalnya sekarang berbarengan juga sama daftar sekolah. Ada pembeli pun nggak banyak belanjanya, untuk masak sehari-hari saja bukan untuk persiapan puasa. Mungkin ramainya nanti dua hari mau puasa. tutur Indarti salah satu pedagang kepada Republika, co.id pada Kamis (2/6) siang.
Selain itu melonjaknya harga juga menjadi pertimbangan para pembeli. Seperti diakui Susi, ibu rumah tangga yang ditemui saat tengah berbelanja di Pasar Gede. Tak seperti tahun sebelumnya, kata dia sepekan jelang memasuki bulan puasa biasanya telah berbelanja sejumlah kebutuhan pokok untuk stok pekan pertama Ramadhan. Namun kini ia memilih untuk menahan berbelanja dalam jumlah banyak.
"Sedikit saja belanjanya paling yang butuh-butuh buat bumbu sehari-hari, kalau nggak ada di warung baru pergi ke pasar. Kalau mau stok buat puasa juga uangnya enggak ada, anak saya kan baru masuk kuliah juga," kata Susi.
Di Pasar Gede lonjakan harga terjadi pada beberapa barang dagangan. Misalnya saja harga telur ayam negri yang merangkak naik dalam sepekan terakhir dari Rp 18 ribu per kilogram menjadi Rp 22 ribu per kilogram.
Gula pasir eceran naik dari Rp 15 ribu menjadi Rp 16 ribu. Lonjakan harga yang cukup tinggi juga terjadi pada Gula Merah. Dari Rp 14 ribu per kilogram menjadi Rp 18 ribu per kilogram.
Sementara kenaikan harga juga dirasakan pedagang daging ayam. Per kilogram daging ayam saat ini dibandrol dengan harga Rp 30 ribu. Padahal sepekan lalu harganya masih dikisaran Rp 25 ribu per kilogram.