Hindari Makanan-Minuman Pemicu Maag Saat Berpuasa

Red: Andi Nur Aminah

Kamis 02 Jun 2016 14:01 WIB

Minuman bersoda Foto: healthnews.com Minuman bersoda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penderita maag dengan kondisi ringan atau fungsional masih dapat menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadan dengan cara menghindari makan dan minuman tertentu selama berpuasa. "Selama berpuasa, asupan makanan dan minuman yang dimakan sangat penting bagi tubuh. Hindari makanan yang bergas dan berserat selama puasa," kata Maulana Suryamin di Jakarta, Kamis (2/6).

Dia menyarankan agar tidak mengonsumsi sayuran dan buah mengandung gas seperti kol, sawi, durian atau nangka yang mengandung gas. Begitu juga kedondong sebagai buah yang memiliki serat tertentu. Minuman yang bergas seperti soda juga harus dihindari ketika berbuka puasa.

Selain itu Maulana juga menyebut makanan dan minuman yang merangsang pengeluaran asam lambung juga sebaiknya dihindari. Contohnya seperti kopi, alkohol, anggur putih, sari buah sitrus, dan susu full cream. Maulana menyarankan untuk menghindari konsumsi susu full cream karena sulit dicerna oleh lambung sehingga memakan waktu lebih lama untuk pencernaan.

Makanan yang memperlambat pengosongan lambung, memproduksi asam, dan meningkatkan gas juga sebaiknya dihindari. Seperti makanan berlemak, kue tar, cokelat, keju, permen karet, dan rokok.

Apalagi makanan yang secara langsung merusak lambung sebaiknya dijauhi selama berpuasa seperti makanan mengandung cuka, pedas, dan merica. Dia menjelaskan makanan tersebut bukan tidak boleh dimakan. Namun sebaiknya dihindari selama berpuasa. "Bukan berarti haram. Boleh dimakan, tapi jangan hari ini makan kari besok makan kari lagi," jelas dia.

Maulana menyebutkan rasa perih dan nyeri lambung di awal-awal puasa merupakan hal wajar karena hal tersebut merupakan adaptasi tubuh. Lambung beradaptasi terhadap perubahan jadwal makanan yang masuk ke tubuh sehingga menyebabkan gejala-gejala maag ringan. Namun rasa nyeri dan kembung perlahan akan menghilang seiring lambung yang sudah bisa beradaptasi.

"Kalau adaptasinya bagus, ada yang dua hari juga sudah enak lambungnya. Ada tiga hari, empat hari, tapi paling lama seminggu," katanya.

Terpopuler